Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bursa Asia Terkoreksi, Ketidakpastian Tarif Trump Jadi Beban

        Bursa Asia Terkoreksi, Ketidakpastian Tarif Trump Jadi Beban Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mayoritas Bursa Asia mencatatkan penurunan yang signifikan dalam perdagangan di Rabu (3/9). Pasar menyoroti gonjang-ganjing hukum terkait kebijakan tarif dari Amerika Serikat (AS).

        Dilansir Kamis (4/9), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia. Bursa Korea Selatan tercatat sendirian menghijau dalam sesi kali ini:

        • Hang Seng (Hong Kong): Turun 0,60% ke 25.343,43.
        • CSI 300 (China): Turun 0,68% ke 4.459,83.
        • Shanghai Composite (China): Turun 1,16%% ke 3.813,56.
        • Nikkei 225 (Jepang): Turun 0,88% ke 41.938,89.
        • Topix (Jepang): Turun 1,07% ke 3.048,89.
        • Kospi (Korea Selatan): Naik 0,38% ke 3.184,42.
        • Kosdaq (Korea Selatan): Naik 0,35% ke 796,81.

        Secara luas, investor saham tengah mencermati dinamika geopolitik yang datang dari dua raksasa ekonomi global yakni China dan Amerika Serikat (AS).

        Dari Beijing, pelaku pasar mencermati pertemuan sejumlah pemimpin negara dalam Shanghai Cooperation Organization (SCO) di Tianjin, China.

        Dari Washingtong, ketidakpastian mengenai kebijakan tarif global masih membebani pasar saham. Hal ini menyusul keputusan pengadilan banding yang memutuskan bahwa sebagian besar tarif global yang diberlakukan dinyatakan ilegal.

        Dalam putusan, pengadilan menyatakan hanya kongres yang berwenang menetapkan tarif secara luas. Hal ini langsung mendapatkan tentangan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

        Baca Juga: Ada yang Borong Saham FUJI Senilai Rp49,8 Miliar, Telisik Detailnya

        Trump menyebut putusan tersebut sangat partisan dan menyatakan akan mengajukan banding ke Mahkamah Agung di Amerika Serikat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: