Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rp3.000 Triliun! PLN Gaspol RUPTL 2025–2034, 76% Pembangkit dari EBT

        Rp3.000 Triliun! PLN Gaspol RUPTL 2025–2034, 76% Pembangkit dari EBT Kredit Foto: Antara/R. Rekotomo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Teknologi, Engineering, dan Keberlanjutan PT PLN (Persero) mengungkapkan kebutuhan pendanaan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 mencapai Rp3.000 triliun. Dana tersebut digunakan untuk menambah kapasitas pembangkit sebesar 69,5 gigawatt (GW), dengan 76 persen di antaranya berbasis energi baru terbarukan (EBT).

        “Ini bukan angka yang kecil,” kata Evy di Jakarta, Rabu (10/9/2025).

        Evy menjelaskan, sumber pendanaan berasal dari internal PLN, namun porsi terbesar akan mengandalkan pinjaman konsorsial maupun komersial.

        Baca Juga: PLN Perkuat Industri Ekspor Lewat Listrik Andal dan Energi Hijau

        Sebagaimana diketahui, pembangunan tenaga listrik ke depan akan dijalankan dalam dua fase. Pada lima tahun pertama, akan dibangun pembangkit sebesar 27,9 GW yang terdiri atas 9,2 GW berbasis gas, 12,2 GW dari EBT, 3 GW untuk sistem penyimpanan, dan 3,5 GW pembangkit batu bara yang sudah dalam tahap penyelesaian konstruksi.

        Memasuki lima tahun kedua, fokus bergeser ke pengembangan EBT dan penyimpanan energi sebesar 37,7 GW atau 90 persen dari total kapasitas yang direncanakan. Sisanya, sebesar 3,9 GW, masih berasal dari pembangkit berbasis fosil seperti batu bara dan gas.

        Belajar dari RUPTL sebelumnya yang meleset dari perencanaan dan menimbulkan oversupply kelistrikan, Evy menyebut RUPTL kali ini lebih fleksibel dengan tetap mengacu pada proyeksi pertumbuhan ekonomi.

        Baca Juga: PLN Ingin Konsolidasi Jual Beli Listrik ke Singapura, Ini Tanggapan ESDM

        Meski RUPTL ini mengacu pada pertumbuhan ekonomi 8 persen seperti yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, pembangunan energi listrik tetap menyesuaikan dengan pertumbuhan ekonomi riil.

        “Belajar dari sana, kita tetap melakukan review ketika mengeksekusi proyek. Saat ini RUPTL memang disiapkan untuk mengalokasikan proyek, tetapi di sisi eksekusi kita tetap melihat kondisi perekonomian terakhir, apakah kita akan percepat atau kita agak perlambat,” tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
        Editor: Djati Waluyo

        Bagikan Artikel: