Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dua Emiten Indonesia Naik Kelas di Indeks FTSE ESG Low Carbon

        Dua Emiten Indonesia Naik Kelas di Indeks FTSE ESG Low Carbon Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) resmi masuk ke dalam indeks FTSE Emerging ESG Low Carbon. 

        Perubahan ini merupakan hasil evaluasi rutin yang dilakukan Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russell pada periode September 2025 dan akan berlaku efektif mulai Senin, 22 September 2025.

        FTSE Russell dalam pengumumannya, Senin (15/9/2025), menyebutkan perubahan konstituen akan diterapkan setelah penutupan perdagangan Jumat, 19 September 2025. 

        Baca Juga: FTSE Russell Umumkan Rebalancing, Emiten Sinarmas Grup (DSSA) Masuk Large Cap

        Indeks ESG Low Carbon disusun untuk membantu investor menyelaraskan portofolio dengan tujuan pengurangan emisi karbon dan cadangan energi fosil, sekaligus meningkatkan skor environmental, social, and governance (ESG) perusahaan.

        Masuknya AMMN dan EMTK menandai posisi baru bagi dua emiten nasional dalam peta investasi berkelanjutan. Sebaliknya, sejumlah saham besar Indonesia tercatat keluar dari berbagai indeks ESG yang dikelola FTSE.

        Dari indeks FTSE Asia Pacific ex Japan ESG Low Carbon Select, saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dikeluarkan dari daftar konstituen. 

        Selain itu, FTSE juga mencoret PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

        Baca Juga: Habis Jualan, Alexander Ramlie Kembali Borong Saham AMMN Senilai Rp1,85 Triliun

        FTSE menjelaskan, bobot tiap perusahaan dalam indeks ESG Low Carbon dihitung berdasarkan skor ESG, data emisi karbon, serta cadangan energi fosil. Evaluasi berkala ini memungkinkan rotasi saham sesuai dengan performa perusahaan dalam menjalankan praktik berkelanjutan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Djati Waluyo

        Bagikan Artikel: