Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Faktor Mobil Listrik di Thailand Lebih Murah, Dipicu Bahan Baku Baterai

        Faktor Mobil Listrik di Thailand Lebih Murah, Dipicu Bahan Baku Baterai Kredit Foto: Unsplash/Waldemar Brandt
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Penjualan mobil di Thailand yang berbahan bakar bensin tengah lesu akan tetapi dari sisi penjualan mobil EV justru naik.

        Mobil listrik berbasis baterai (BEV) sekarang menjadi lebih murah sebagian karena peningkatan teknologi dan bahan baku yang lebih murah untuk memproduksi baterai.

        "Sehingga menurunkan harga BEV sebesar 20-30 persen," kata Pongsak Lertrudeewattanavong, wakil presiden MG Sales (Thailand), yang menjual kendaraan listrik dengan merek MG.

        Mengenai model BEV, Pongsak yakin produsen kemungkinan akan meluncurkan lebih sedikit model baru di masa mendatang karena sudah ada banyak pilihan yang dapat dipertimbangkan konsumen.

        Sementara itu data dari Federasi Industri Thailand (FTI) menyebutkan Juli adalah bulan pertama Thailand mulai mengekspor BEV buatan lokal, dengan jumlah 167 unit untuk periode tersebut.

        Pada bulan Juli, Komite Kebijakan Kendaraan Listrik Nasional menyetujui rencana untuk meningkatkan upaya menjadikan Thailand sebagai basis ekspor BEV dengan melonggarkan persyaratan produksi bagi produsen kendaraan listrik yang berpartisipasi dalam skema insentif kendaraan listrik (EV3.0 dan EV3.5).

        Dalam EV3.0, perusahaan yang mulai memproduksi BEV pada tahun 2024 berkomitmen pada target rasio 1:1, yang berarti mereka harus memproduksi satu BEV di dalam negeri untuk setiap kendaraan listrik yang mereka impor.

        Jika produksi dimulai pada tahun 2025, rasionya ditetapkan sebesar 1,5 BEV produksi lokal untuk setiap BEV impor. Dalam program EV3.5, rasio untuk produsen ditetapkan sebesar 1:2 untuk produksi yang dimulai pada tahun 2026, dan 1:3 untuk produksi yang dimulai pada tahun 2027.

        Komite memutuskan untuk melakukan penyesuaian jika produsen memproduksi BEV untuk ekspor, dengan menyatakan bahwa satu kendaraan yang diproduksi untuk ekspor akan dihitung sebagai 1,5 kendaraan.

        Pergeseran ini memudahkan produsen untuk memenuhi komitmen produksi mereka, menurut komite.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: