Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Harga Minyak Turun Lagi, Pasar Khawatirkan Kenaikan Pasokan dan Shutdown Pemerintah AS

        Harga Minyak Turun Lagi, Pasar Khawatirkan Kenaikan Pasokan dan Shutdown Pemerintah AS Kredit Foto: Kementerian ESDM
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga minyak dunia melemah untuk hari ketiga berturut-turut pada perdagangan di Rabu (1/10). Hal ini terjadi seiring kekhawatiran terhadap prospek ekonomi global akibat shutdown pemerintah dari AS. 

        Dilansir dari Reuters, Kamis (2/10), Brent Crude turun 1,0% menjadi US$65,35. Sementara West Texas Intermediate (WTI) turun 0,9% menjadi US$61,78. Pasar tertekan oleh potensi kenaikan pasokan dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan Sekutunya (OPEC+).

        Baca Juga: Ditekan Market, Kilang Minyak Eropa Genjot Investasi Energi Bersih

        Chief Executive Officer (CEO) Diamondback Energy memperingatkan bahwa ada ancaman bahwa pertumbuhan produksi minyak akan terhenti di AS. Hal tersebut akan terjadi jika harga minyak bertahan dalam level sekitar US$60.

        OPEC+ juga dikabarkan akan meningkatkan produksi pada bulan depan sekitar 500.000 barel per hari (bpd). Namun lembaga tersebut menyatakan bahwa laporan media terkait rencana kenaikan produksi sebesar 500.000 bpd adalah menyesatkan.

        OPEC+ justru menekankan perlunya kepatuhan penuh terhadap kesepakatan produksi dan pemangkasan tambahan bagi anggota yang sebelumnya melebihi kuota produksi.

        AS juga menjadi sorotan karena shutdown pemerintah yang terjadi akibat kebuntuan politik antara Kongres dan Gedung Putih. Hal itu telah menutup sebagian besar operasional pemerintah dan dapat menghentikan rilis laporan ketenagakerjaan September.

        Gedung Putih memperingatkan bahwa pemutusan hubungan kerja pegawai federal dapat segera terjadi, meskipun pemerintah mengatakan belum ada keputusan final yang diambil.

        Data ekonomi negara itu juga menunjukkan aktivitas manufaktur naik tipis pada September. Namun pesanan baru dan perekrutan tetap lemah karena pabrik menghadapi dampak tarif yang meluas.

        Baca Juga: Bagaimana Peran Sentral Keandalan Listrik dalam Menjaga Ketahanan Sektor Migas Nasional? Begini Penjelasannya.

        Dari Asia, data menunjukkan aktivitas manufaktur berkontraksi dalam sebagian negara dengan ekonomi besar pada September. Hal tersebut menambah kekhawatiran terhadap permintaan bahan bakar global.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: