Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tren Positif Berlanjut, Bitcoin Sentuh US$118.000 di Awal Oktober

        Tren Positif Berlanjut, Bitcoin Sentuh US$118.000 di Awal Oktober Kredit Foto: Unsplash/Executium
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga Bitcoin kembali mencetak rekor dengan menembus US$118.000 atau sekitar Rp1,95 miliar. Lonjakan ini dipicu pelemahan data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang memperbesar keyakinan pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) di  Oktober ini.

        Laporan ketenagakerjaan ADP menunjukkan penurunan 32.000 lapangan kerja sepanjang September, terendah sejak Maret 2023. Data ini memperkuat ekspektasi pasar bahwa The Fed tidak akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama. Menurut data Polymarket, peluang suku bunga tetap pada level saat ini hanya tersisa 6%, sementara sebagian besar analis memprediksi pemangkasan 25 basis poin pada Oktober dan berlanjut di Desember.

        Situasi ini mendorong arus modal masuk ke aset alternatif seperti emas dan kripto. Emas bahkan menyentuh rekor di atas US$3.900 per ons, sementara Bitcoin memperpanjang tren positif setelah menutup kuartal ketiga 2025 dengan kenaikan sekitar 5% di kisaran US$114.000. Kinerja ini berlawanan dengan tren historis September yang biasanya melemah.

        Baca Juga: Pemerintahan Amerika Shutdown, Harga Bitcoin Menguat Dekati US$118.000

        Secara musiman, Oktober dan November kerap menjadi periode penguatan bagi Bitcoin. Data Tokocrypto mencatat, sejak 2015, rata-rata kenaikan harga Bitcoin pada Oktober mencapai 21,8% dan 10,8% pada November. Jika pola ini terulang, Bitcoin berpotensi menembus US$150.000 atau Rp2,49 miliar sebelum akhir 2025, ditopang arus modal institusional dan meningkatnya partisipasi investor ritel.

        Dari sisi teknikal, Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menilai pergerakan Bitcoin menunjukkan pola double bottom di kisaran US$113.000 dengan neckline di US$117.300. Jika terjadi breakout terkonfirmasi, target kenaikan menuju US$127.500 terbuka. Pola segitiga simetris bahkan memberi proyeksi lebih tinggi hingga US$137.000, dekat dengan level Fibonacci extension US$134.700.

        Baca Juga: The Fed Pangkas Suku Bunga Acuan, Bitcoin Diklaim Sudah Antisipasi

        “Data on-chain dari Glassnode menunjukkan BTC masih berada di bawah zona panas, dengan level resistensi kritis di US$122.000 dan US$138.000. Artinya, ruang reli masih terbuka sebelum potensi koreksi besar terjadi,” ujar Fyqieh dikutip dari keterangan resmi, Kamis (2/10/2025).

        Selain faktor teknikal, kondisi makro juga mendukung penguatan kripto. Penutupan pemerintahan AS akibat kegagalan Kongres mengesahkan anggaran mendorong investor mencari aset safe haven. Hal ini membuat Bitcoin kembali dipandang sebagai aset lindung nilai, sejajar dengan emas.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ida Umy Rasyidah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: