Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan di Jumat (3/10). Ia mencatatkan kerugian multi-pekan terhadap sejumlah mata uang utama global lainnya pekan lalu.
Dilansir dari Reuters, Senin (6/10), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kinerja greenback terhadap sekeranjang mata uang utama, turun 0,1% menjadi 97,69. Pelemahan ini dipicu oleh ketidakpastian yang ditimbulkan oleh penutupan pemerintahan dari AS.
Baca Juga: Airlangga Beberkan Dampak Shutdown Pemerintah AS ke Indonesia, Begini Katanya
Global Forex and Rates Strategist Macquarie, Thierry Wizman menyebut bahwa penutupan pemerintahan telah mengaburkan prospek ekonomi dan menunda rilis data penting seperti laporan ketenagakerjaan (nonfarm payrolls) untuk September.
“Jika penutupan ini berlangsung lama, dan yang saya maksud adalah beberapa pekan, orang-orang akan mulai mempertanyakan kemampuan pemerintahan dari AS. Dan kapan pun pasar mulai meragukan kemampuan pemerintah negara tersebut, itu biasanya bukan kabar baik bagi mata uangnya,” kata Thierry Wizman.
Dolar semakin tertekan setelah data menunjukkan aktivitas sektor jasa stagnan pada bulan lalu karena perlambatan tajam pesanan baru. Institute for Supply Management (ISM) melaporkan bahwa indeks manajer pembelian sektor non-manufaktur turun ke 50.
Pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar dua puluh lima basis poin pada rapat dari Federal Reserve (The Fed) Oktober. Secara keseluruhan, pasar berjangka suku bunga telah memperhitungkan penurunan sekitar empat puluh tujuh basis poin hingga akhir tahun dari 2025.
Adapun Gubernur The Fed Stephen Miran kembali mendesak jalur pemangkasan suku bunga yang lebih agresif karena perubahan signifikan dalam kondisi ekonomi, meskipun ia menegaskan perbedaan pandangannya dengan rekan-rekan bank sentral tidak sebesar yang dipersepsikan. Miran sebelumnya menolak keputusan pertemuan kebijakan bulan lalu dan mendukung pemangkasan suku bunga sebesar lima puluh basis poin.
Baca Juga: Incar Musuh Politiknya, Trump 'Manfaatkan' Shutdown Pemerintah AS
Namun Presiden The Fed Dallas, Lorie Logan kembali menegaskan pandangannya bahwa risiko kenaikan inflasi, pasar tenaga kerja yang relatif seimbang, dan kebijakan moneter yang saat ini hanya sedikit ketat berarti bank sentral tidak perlu melanjutkan pemangkasan suku bunga lebih lanjut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: