Kredit Foto: Reuters/Yuri Gripas
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menyerukan negara-negara anggota untuk menjaga perdagangan tetap menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dunia.
Georgieva memperingatkan bahwa perang dagang berskala besar dapat berdampak negatif terhadap perekonomian global, termasuk meningkatkan inflasi, menekan pertumbuhan, dan mengurangi lapangan kerja.
Baca Juga: IMF: Perdamaian Gaza Akan Untungkan Ekonomi Timur Tengah
Ia menggambarkan kondisi ekonomi dunia yang lebih baik dari perkiraan sebelumnya, namun masih dihadapkan pada sejumlah risiko seperti inflasi tinggi, utang besar, dan ketidakstabilan sosial di berbagai negara.
IMF memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil global sebesar 3,2% pada 2025, sedikit lebih rendah dari 3,3% pada 2024. Hal ini menyusul perang dagang dari Amerika Serikat-China.
Ketegangan kembali meningkat minggu lalu ketika China memberlakukan kontrol ekspor baru atas logam tanah jarang yang penting bagi sektor teknologi, dan Amerika Serikat membalas dengan tarif 100% terhadap impor China.
Georgieva mencatat bahwa sejauh ini hanya Amerika Serikat, China, dan Kanada yang telah menaikkan tarif, dan ia mendesak negara lain untuk menahan diri guna mencegah dampak lanjutan.
“Jika ketegangan dagang meningkat kembali, tentu dampaknya akan negatif. Itulah sebabnya kami mengatakan tolong jangan lakukan itu. Ini bukan tindakan yang sehat," kata Georgieva.
Baca Juga: Menkeunya Trump: IMF Mending Jual Lapangan Golf
“Ekonomi terbesar di dunia telah memilih untuk menggunakan tarif sebagai instrumen dalam hubungan dengan mitra dagang,” tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar