Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Meski Masih Dihantui Aksi Premanisme, Investasi Jawa Barat Triwulan III/2025 Tetap Moncer

        Meski Masih Dihantui Aksi Premanisme, Investasi Jawa Barat Triwulan III/2025 Tetap Moncer Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Meski masih menghadapi tantangan berupa aksi premanisme di sejumlah kawasan industri, Jawa Barat tetap menunjukkan taringnya sebagai motor investasi nasional. 

        Berkat serangkaian kebijakan strategis dan kepemimpinan proaktif Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, realisasi investasi di provinsi ini kembali menempati peringkat tertinggi secara nasional pada Triwulan III/2025.

        Dalam laporan resmi yang dirilis Menteri Investasi Rosan Roeslani pada Jumat (17/10/2025), total realisasi investasi nasional pada Triwulan III/2025 mencapai Rp491,4 triliun, tumbuh 13,9 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, Jawa Barat menyumbang Rp77,1 triliun, menempatkannya di posisi puncak provinsi dengan realisasi investasi terbesar di Indonesia.

        Baca Juga: Ekspor Jabar Terus Moncer, Produk UMKM dan Industri Kreatif Jadi Primadona Pasar Global

        Di bawah Jawa Barat, posisi berikutnya ditempati oleh DKI Jakarta (Rp63,3 triliun), Sulawesi Tengah (Rp33,4 triliun), Banten (Rp30,8 triliun), dan Jawa Timur (Rp30,4 triliun). Capaian ini sekaligus menegaskan dominasi Jawa Barat dalam menggerakkan arus investasi nasional.

        Secara lebih rinci, investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mendominasi dengan porsi 56,9 persen atau senilai Rp279,4 triliun, sementara Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat sebesar Rp212,0 triliun (43,1 persen). Dari sisi PMDN, Jawa Barat juga mencatat nilai tertinggi yaitu Rp41,8 triliun (15 persen), diikuti oleh DKI Jakarta sebesar Rp40,8 triliun (14,6 persen) dan Kalimantan Timur Rp23,5 triliun (8,4 persen).

        Sementara itu, untuk PMA, Jawa Barat menjadi primadona investor asing dengan capaian USD 2,2 miliar (16,7 persen). Disusul Sulawesi Tengah USD 2 miliar (14,8 persen), DKI Jakarta USD 1,4 miliar (10,6 persen), Maluku Utara USD 1 miliar (7,3 persen), dan Banten USD 0,8 miliar (5,7 persen).

        Secara keseluruhan, realisasi investasi hingga Triwulan III/2025 telah mencapai 75,3 persen dari target nasional tahun 2025 sebesar Rp1.905,6 triliun.

        Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak, baik pemerintah provinsi, kabupaten/kota, maupun pelaku industri—yang terus bersinergi menjaga kepercayaan investor.

         “Yang dibangun adalah investasi. Bagaimana investasi? Ya, harus ramah. Bagaimana caranya ramah? Perizinan harus cepat, infrastruktur harus dibangun dengan baik. Pemerintah Provinsi saat ini sangat konsen terhadap pembangunan infrastruktur,” ujar Dedi, yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM), Jumat (17/10/2025) 

        KDM menegaskan, kunci utama mempertahankan posisi Jawa Barat sebagai destinasi investasi terbaik adalah mewujudkan rasa aman dan nyaman bagi pelaku usaha. Ia mengakui, masih ada potensi gangguan dari praktik premanisme di lapangan yang dapat mengganggu iklim investasi.

        Sebagai langkah konkret, KDM akan menginstruksikan Dinas Tenaga Kerja di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota untuk membuka layanan aduan cepat tanggap yang dapat menampung keluhan perusahaan terkait gangguan keamanan dan kenyamanan berusaha.

        Baca Juga: Pengembangan Transportasi Terpadu di Jabar Dipercepat, Kertajati Jadi Fokus Utama Menhub!

         “Pemerintah kerjanya gak boleh hanya mungut pajak. Pemerintah harus hadir memberikan rasa nyaman. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kota itu harus membuat layanan aduan bagi seluruh perusahaan yang ada di Jawa Barat,” tegasnya.

        Ia menambahkan, langkah ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menata ulang ekosistem investasi yang sehat, bersih, dan bebas intimidasi. Selain memperkuat regulasi perizinan dan memperluas infrastruktur penunjang, pemerintah juga berfokus pada penegakan hukum dan perlindungan terhadap pelaku usaha.

        Dengan kombinasi antara kemudahan berusaha, kepastian hukum, dan kehadiran pemerintah yang responsif, Jawa Barat membuktikan diri tetap menjadi magnet investasi nasional, bahkan di tengah bayang-bayang premanisme.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: