Kredit Foto: Kementerian ESDM
Harga minyak dunia jatuh ke level terendah dalam dua pekan pada Rabu (5/11), tertekan oleh kekhawatiran akan potensi kelebihan pasokan global, meskipun data menunjukkan permintaan bahan bakar di Amerika Serikat tetap kuat.
Harga Brent crude turun 1,43% menjadi US$63,52 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) melemah 1,59% menjadi US$59,60 per barel.
Baca Juga: Bahlil Laporkan ke Presiden: Listrik Desa Tuntas 2030, Produksi Minyak Lampaui Target
Dari Amerika Serikat (AS), Harga minyak melemah setelah data pemerintah menunjukkan peningkatan persediaan minyak mentah sebesar 5,2 juta barel menjadi 421,2 juta barel pada pekan lalu.
“Kenaikan impor dan aktivitas penyulingan yang melambat akibat perawatan musiman mendorong peningkatan stok minyak mentah dari AS,” kata Analis Minyak Senior Kpler, Matt Smith.
Namun, penurunan stok bensin sebesar 4,7 juta barel menjadi 206 juta barel menjadi penahan pelemahan harga karena menunjukkan permintaan bahan bakar minyak yang lebih kuat dari perkiraan.
Dari Kanada, Perdana Menteri Kanada Mark Carney juga menjadi sorotan karena rencana anggarannya mengindikasikan kemungkinan penghapusan batas emisi sektor minyak dan gas turut menambah kekhawatiran akan kelebihan pasokan global.
Baca Juga: EMCL Sumbang 30% Produksi Migas Nasional, Pendapatan Negara Tembus Rp586 Triliun
Adapun Organisasi Negara Pengeskpor Minyak dan Sekutunya (OPEC+) tetap pada rencananya untuk menaikkan produksi sebesar 137.000 barel per hari pada Desember. Ia juga menunda kenaikan tambahan hingga kuartal pertama 2026.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar