Kredit Foto: Istimewa
PT Kereta Api Indonesia (Persero) perkuat peran strategisnya dalam sektor logistik nasional dengan mencatatkan kenaikan volume angkutan barang hingga 57,56 juta ton per Oktober 2025, naik 0,69% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 57,16 juta ton.
Dengan adanya peningkatan tersebut bisa menjadi sinyal positif kesiapan KAI mendukung kebijakan pemerintah dalam penghapusan truk Over Dimension Over Loading (ODOL) pada 2026.
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, mengatakan bulan Mei 2025 menjadi periode dengan capaian tertinggi, yakni 6,11 juta ton.
“Kenaikan volume ini mencerminkan kepercayaan pelaku industri terhadap layanan logistik KAI yang semakin andal, tepat waktu, dan kompetitif. Kami terus berinovasi untuk menjadikan rel sebagai tulang punggung logistik nasional,” ujar Anne, Senin (10/11/2025).
Baca Juga: KAI Siap Ambil Alih Logistik Nasional Jelang Penghapusan Truk ODOL 2026
Dari total volume angkutan tersebut, batu bara menjadi kontributor terbesar dengan 47,77 juta ton atau 83% dari keseluruhan angkutan.
Selain batu bara, kata Anne, KAI juga melayani pengiriman semen, klinker, petikemas, bahan bakar minyak, produk perkebunan, pupuk, dan barang ritel.
Sekedar informasi, komoditas tersebut berperan penting dalam menjaga stabilitas rantai pasok industri nasional.
Anne menegaskan, layanan logistik batu bara KAI memiliki peran langsung terhadap program swasembada energi nasional.
“Angkutan batu bara KAI memastikan pasokan energi ke pembangkit listrik dan industri tetap terjaga. Ini selaras dengan upaya pemerintah untuk memperkuat ketahanan energi dan mempercepat kemandirian ekonomi nasional,” jelasnya.
Baca Juga: Kebijakan Zero ODOL Dipastikan Tak Bikin Biaya Logistik Melonjak
Sebagai bagian dari strategi mendukung kebijakan penghapusan truk ODOL 2026, KAI memperluas jaringan logistik rel berkapasitas besar untuk mengangkut barang dalam volume tinggi secara aman dan efisien.
Anne menilai langkah ini akan menekan biaya logistik nasional serta meningkatkan daya saing industri dalam negeri.
Selain itu, sejak Februari 2025, KAI menggunakan Biosolar B40 pada seluruh lokomotif dan genset sebagai bentuk komitmen terhadap transisi energi hijau dan target Net Zero Emission 2060.
“Setiap ton barang yang diangkut melalui rel bukan hanya efisiensi logistik, tetapi juga kontribusi nyata terhadap pengurangan emisi karbon dan peningkatan keselamatan transportasi,” tutup Anne.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri