Lindungi Deposito, Inggris Akan Batasi Sementara Jumlah Kepemilikan Stablecoin
Kredit Foto: Istimewa
Bank of England (BoE) mengusulkan penerapan batas sementara untuk kepemilikan stablecoin bagi pengguna ritel dan korporasi, serta memperkenalkan aturan baru terkait pengelolaan cadangan aset oleh penerbit.
Dilansir Selasa (11/11), bank sentral itu menyatakan bahwa individu hanya dapat memiliki stablecoin hingga £20.000. Sementara batas untuk bisnis ditetapkan sebesar £10 Juta.
Baca Juga: Inggris Mau Sinkronisasi Regulasi Stablecoin Bareng AS
Bank Sentral Inggris menjelaskan bahwa pembatasan ini tidak berlaku untuk stablecoin yang digunakan sebagai aset non-sistemik, seperti transaksi jual beli aset kripto. Menurut bank, penggunaan semacam itu masih menjadi bentuk dominan stablecoin saat ini.
Langkah ini bersifat transisional, bertujuan untuk mencegah arus keluar mendadak dari deposito perbankan tradisional selama fase awal penerapan stablecoin secara luas. Batasan tersebut akan dilonggarkan dan dihapus setelah risiko terhadap stabilitas keuangan berkurang.
Proposal ini berlaku untuk stablecoin yang dikategorikan sebagai sistemik, yakni token yang berpotensi digunakan secara luas dalam transaksi harian. Adapun token non-sistemik akan diatur secara terpisah oleh Financial Conduct Authority (FCA).
BoE juga merinci aturan cadangan bagi penerbit. Hingga enam puluh persen dari cadangan stablecoin dapat ditempatkan pada surat utang pemerintah berjangka pendek, sementara sisanya harus disimpan sebagai deposito tanpa bunga dalam bank sentral dari Inggris.
Bank Sentral Inggris menilai bahwa porsi cadangan yang terlalu besar pada instrumen berbunga dapat mengurangi likuiditas dan menurunkan kepercayaan terhadap uang digital pada masa ketidakstabilan pasar.
Baca Juga: Prabowo Minta Dukungan Selandia Baru Perkuat Skill Bahasa Inggris Pekerja Migran Indonesia
Bank sentral juga tengah mempertimbangkan untuk memberi akses likuiditas langsung bagi penerbit stablecoin yang diakui, agar mereka dapat memenuhi permintaan penebusan. Namun, mereka mengakui bahwa pasar utang jangka pendek saat ini belum cukup besar untuk menopang permintaan stablecoin berskala besar di Inggris.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: