Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kembangkan Kompetensi, Kemenkop Gelar Program Magang Bagi Pengurus Kopdes

        Kembangkan Kompetensi, Kemenkop Gelar Program Magang Bagi Pengurus Kopdes Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam mempercepat operasional Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, Kementerian Koperasi (Kemenkop) menggelar program magang bagi para pengurus.

        Program berupa pembelajaran dan pelatihan langsung di lapangan tersebut dilaksanakan di enam lokasi, salah satunya adalah Koperasi Pondok Pesantren Al Ittifaq (Kabupaten Bandung), khusus untuk pengembangan sektor pertanian.

        Baca Juga: Pembiayaan Kreatif dan Partisipasi Swasta Berperan Penting Bangun Infrastruktur Daerah

        Deputi Bidang Pengembangan Talenta dan Daya Saing Koperasi Kemenkop Destry Anna Sari, mengatakan melalui program ini, Kemenkop mendorong Kopdes Merah Putih untuk membangun ekosistem dan kemitraan bisnis.

        Ini disampaikannya pada acara Magang Pengurus Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih Tahun 2025 Sektor Pertanian, di Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Minggu (16/11/2025).

        "Melalui program magang pengurus ini, kami akan terus mendorong Kopdes Merah Putih mampu membangun ekosistem dan kemitraan bisnis, dengan dukungan dari Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah (KNEKS), Programma Uitzending Manager (PUM) Representative Indonesia, dan perguruan tinggi (Universitas Pasunda Bandung)," ucapnya, dikutip dari siaran pers Kemenkop, Selasa (18/11).

        Kegiatan magang di Koperasi Al-Ittifaq tersebut merupakan batch pertama yang dimulai dari 15 November sampai 22 November 2025, dengan diikuti sebanyak 38 orang dari empat 4 provinsi (Jawa Barat, Banten, DI Yogyakarta, dan Jawa Tengah) dari 36 perwakilan Kabupaten/Kota. 

        Dari total 114 orang dari 24 Provinsi yang dibagi menjadi 3 batch, masing-masing batch berjumlah 38 orang, dengan metodologi pelaksanaan magang melalui pendekatan dua skema. Yaitu, pembekalan materi dan studi kunjungan (study visit) dan praktik langsung (on the job training).

        Bagi Destry, Kopontren Al-Ittifaq merupakan salah satu contoh sukses dalam penerapan pertanian terpadu yang menggabungkan produksi, manajemen, dan pemasaran secara profesional. 

        "Sistem agribisnis yang diterapkan Al-Ittifaq sudah terhubung dengan berbagai pasar modern seperti supermarket). Sehingga, peserta magang bisa mempelajari rantai agribisnis secara lengkap dari hulu sampai hilir," imbuh Destry.

        Selain itu, Al-Ittifaq juga menerapkan pendekatan pemberdayaan masyarakat dan santri, sehingga para pengurus Kopdes Merah Putih mendapatkan pengalaman yang bukan hanya teknis tetapi juga sosial dan manajerial. 

        "Magang di tempat ini membantu pengurus Kopdes Merah Putih mengembangkan kompetensi utama, diantaranya budidaya pertanian, kewirausahaan, manajemen hasil, serta kemampuan bekerja secara disiplin dan mandiri," ulas Destry.

        Destry berharap kegiatan strategis ini bisa menumbuhkan DNA kewirausahaan, dimana peserta Kopdes Merah Putih mampu memahami model bisnis dan mengetahui cara mengembangkan bisnis berkelanjutan.

        "Kemudian, dapat mereplikasi di masing-masing koperasinya, juga dapat menjalin kemitraan dengan pengurus koperasi lokasi magang maupun antar peserta magang. Sehingga, akan terbentuk ekosistem bisnis koperasi," papar Destry.

        Dengan begitu, peran Kopdes Merah Putih sebagai pusat agregasi bisnis, pelaksana operasional, dan simpul ekonomi desa akan tercipta. Sehingga, salah satu tujuan pembentukan Kopdes Merah Putih sebagai penggerak ekonomi desa terwujud. 

        Sementara Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat Yuke Mauliani Septina meyakini bahwa cara belajar dengan praktik langsung di lapangan seperti program magang ini, akan lebih berdampak bagi peningkatan kualitas para pengurus Kopdes Merah Putih.

        "Para pengurus Kopdes bisa belajar manajemen mutu di Kopontren Al Ittifaq yang bisa diterapkan di koperasinya masing-masing," kata Yuke.

        Yang tak kalah penting, bagi Yuke, koperasi harus bisa memasarkan dari produk yang dihasilkan anggotanya, hingga membangun jejaring bisnis yang mumpuni. "Harus juga belajar menjadi koperasi moderen melalui digitalisasi, dimana pengurus harus adaptif akan hal itu," kata Yuke.

        Dalam kesempatan yang sama, CEO Kopontren Al Ittifaq Setia Irawan berharap para peserta magang bisa menemukan formula terbaik untuk diterapkan di daerahnya masing-masing. "Kata kuncinya ada di inovasi yang nantinya bisa dikembangkan di koperasinya," kata Setia.

        Dalam pemagangan ini, menurut Irawan,  digambarkan sosok Kopontren Al Ittifaq dalam membangun produk supply-chain, perancangan SOP, manajemen produksi, hingga langkah perencanaan jangka panjang. 

        "Kami adalah koperasi berbasis komunitas dengan dukungan penuh dari masyarakat sekitar. Maka, peserta magang bisa menggali bagaimana menggali koperasi berbasis komunitas. Cocok untuk Kopdes karena sama-sama berbasis pedesaan dan pertanian," ujar Setia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: