Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        SINI Bakal Genjot Produksi Batu Bara untuk Tekan Kerugian

        SINI Bakal Genjot Produksi Batu Bara untuk Tekan Kerugian Kredit Foto: PT Singaraja Putra
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Singaraja Putra Tbk (SINI) menyatakan optimisme terhadap perbaikan posisi ekuitas perusahaan dengan mengandalkan peningkatan produksi dan penjualan batu bara dari dua anak usaha, PT Pasir Bara Prima dan PT Persada Kapuas Prima, yang mulai beroperasi sejak November 2025. Manajemen menilai kontribusi kedua entitas menjadi penopang utama pemulihan struktur keuangan perseroan.

        Direktur Utama SINI, Amir Antolis, menegaskan produksi perdana dua anak usaha tersebut akan menjadi faktor pembalik ekuitas negatif perseroan. “Perseroan yakin dengan apa yang kami lakukan ke depannya. Dengan adanya kontribusi dari dua anak usaha yang sudah berproduksi, ekuitas negatif ini akan kembali menjadi positif,” ujarnya, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat (28/11/2025).

        Saat ini penjualan batu bara kedua entitas ditujukan ke pasar China, sementara kewajiban Domestic Market Obligationtetap dipenuhi sesuai ketentuan pemerintah. SINI menyampaikan pengiriman ke pasar ekspor maupun domestik akan dijalankan mengikuti kegiatan produksi yang berlangsung sepanjang kuartal IV-2025.

        Baca Juga: Pendapatan Naik 20%, Tapi Rugi EXCL Capai Rp2,6 Triliun

        Berdasarkan data operasional, Pasir Bara Prima memiliki stok sekitar 7.000 ton di stockpile, sedangkan Persada Kapuas Prima mencatat ketersediaan 15.000 ton. Kegiatan penambangan pada keduanya tetap berjalan untuk mengejar proyeksi produksi dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tahun 2025.

        SINI juga mengajukan RKAB untuk tahun produksi 2026. Dalam permohonan tersebut, perusahaan menargetkan produksi sebesar 900.000 ton untuk Pasir Bara Prima dan 1.500.000 ton untuk Persada Kapuas Prima. Target ini, menurut manajemen, menjadi bagian dari strategi meningkatkan pendapatan sektor pertambangan setelah tekanan bisnis sepanjang tahun berjalan.

        Baca Juga: Leyand Bukukan Penjualan Rp211 Miliar, Tapi Masih Rugi Rp1,2 Miliar

        Secara keuangan, posisi ekuitas per September 2025 tercatat Rp687 miliar, turun 6,37 persen dibandingkan akhir 2024 akibat rugi bersih yang masih membebani kinerja. Perseroan memiliki total aset Rp1,36 triliun dan liabilitas Rp2,04 triliun. Pada saat yang sama, pendapatan kuartal III-2025 turun 9,43 persen menjadi Rp287 miliar, dipengaruhi penurunan penjualan kayu dan batu bara.

        Meski pendapatan melemah, rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menyusut tajam menjadi Rp38,32 miliar, turun 99,13 persen secara tahunan. Manajemen menilai penurunan rugi tersebut memberi ruang perbaikan ketika kontribusi dua anak usaha tambang mulai tercermin dalam laporan keuangan mendatang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: