Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rajin Jual Aset, Ini Jejak Panjang Strategi Divestasi Agung Podomoro Land

        Rajin Jual Aset, Ini Jejak Panjang Strategi Divestasi Agung Podomoro Land Kredit Foto: Podomoro City Deli Medan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) terus melepas aset strategis di tengah tekanan kinerja keuangan yang berlanjut hingga 2025. Sepanjang dua tahun terakhir, perseroan menjual pusat perbelanjaan dan hotel utama untuk memperkuat kas serta menurunkan beban utang, seiring pendapatan yang melemah dan rugi bersih yang membesar.

        Aksi terbaru dilakukan pada Desember 2025, ketika APLN melalui entitas anak PT Sinar Menara Deli (SMD) menjual Deli Park Mall di Medan kepada PT DPM Assets Indonesia. Kesepakatan ditandatangani pada 22 Desember 2025, dengan dana hasil penjualan akan disalurkan ke induk usaha melalui mekanisme dividen.

        Wakil Direktur Utama Agung Podomoro Land, H. Noer Indradjaja, menyampaikan bahwa seluruh dana yang diterima SMD dari transaksi tersebut akan didistribusikan kepada perseroan.

        Masih pada bulan yang sama, APLN bersama entitas anak PT Kencana Unggul Sukses juga menjual seluruh saham PT Karya Pratama Propertindo, pengelola Sofitel Bali Ubud. Saham dialihkan kepada PT Puri Dibya Property dan PT Hartons Property Development. Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen menyatakan transaksi ini menambah kas dan mengurangi beban utang perusahaan.

        Baca Juga: Lanjutkan Divestasi Aset, APLN Jual Deli Park Mall

        Langkah divestasi tersebut dilakukan di tengah tekanan kinerja keuangan. Hingga kuartal III-2025, APLN mencatat rugi Rp57,94 miliar, meningkat 40,15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan dan pendapatan usaha tercatat Rp2,64 triliun, turun 4,7% secara tahunan, sementara pendapatan berulang dari sektor hotel dan pusat perbelanjaan menyusut menjadi Rp988,8 miliar.

        Tekanan kinerja ini berlanjut dari tahun sebelumnya. Pada November 2024, APLN melalui PT Putra Adhi Prima menjual Hotel Pullman Vimala Hills Resort Spa & Convention di Ciawi, Bogor, kepada PT Bangun Loka Indah. Corporate Secretary APLN Justini Omas menyatakan penjualan tersebut ditujukan untuk memperkuat likuiditas dan mengurangi beban utang.

        Manajemen menegaskan transaksi tersebut bukan transaksi afiliasi maupun transaksi material, serta dilakukan dalam rangka efisiensi bisnis.

        Sebelumnya, pada September 2023, APLN menjual Mal Neo Soho kepada PT NSM Assets Indonesia dengan nilai Rp1,44 triliun. Transaksi ini menyusul pelepasan sebagian kepemilikan Central Park Mall dan Hotel Pullman Central Park, yang menjadi bagian dari strategi monetisasi aset komersial.

        Presiden Direktur APLN Bacelius Ruru menyatakan bahwa sepanjang periode 2017–2024, hasil penjualan aset digunakan untuk melunasi kewajiban perusahaan sekitar Rp4 triliun serta membiayai pengembangan sejumlah proyek properti.

        Baca Juga: Kerugian APLN Membengkak 40%, Pendapatan Usaha Hanya Rp2,64 triliun

        Strategi tersebut berdampak pada struktur keuangan. Hingga kuartal III-2024, liabilitas APLN turun menjadi Rp13,91 triliun, sementara rasio utang terhadap ekuitas menyusut dari 0,8 menjadi 0,5. Perseroan juga telah melunasi seluruh kewajiban dalam mata uang dolar Amerika Serikat.

        Meski demikian, pelepasan aset juga berdampak pada penurunan pendapatan berulang. Manajemen menyebut penjualan Hotel Pullman Vimala Hills pada akhir 2024 menjadi salah satu faktor turunnya kontribusi segmen hotel pada 2025.

        Di sisi lain, beban bunga APLN turun hampir 38% menjadi Rp311,37 miliar pada kuartal III-2025, mencerminkan dampak langsung divestasi terhadap pengurangan utang.

        Justini Omas menyatakan perseroan terus melakukan efisiensi operasional dan penyesuaian portofolio bisnis. Hingga September 2025, marketing sales APLN tercatat Rp1,24 triliun, dengan kontribusi terbesar berasal dari segmen rumah tapak.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: