WE Online, Paris, Perancis - Semua negara harus menyatakan komitmen yang ambisius untuk mengurangi pemanasan global di bawah dua derajat celcius dengan menentukan jenis kontribusi berdasarkan kondisi sosial ekonominya. Komitmen yang ambisius tersebut baru akan efektif bila langkah-langkah konkret yang dilakukan sejalan dengan upaya-upaya mengurangi pemanasan global.
Hal itu terungkap dalam Konferensi Para Pihak tentang Perubahan Iklim atau Conference of Parties (COP 21) yang berlangsung di Paris, Perancis, pada 30 November-11 Desember 2015.
Managing Director Asian Agri Kelvin Tio mengatakan bahwa sebagai salah satu perusahaan perkebunan sawit terbesar di Indonesia pihaknya menyadari pentingnya pengelolaan perkebunan sawit secara berkelanjutan dan pada saat yang sama juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani sawit.
"Asian Agri saat ini telah menggandeng 29.000 petani dengan melibatkan 60.000 ha lahan sawit untuk dikembangkan dengan pola inti-plasma, kemitraan antara perusahaan dengan petani. Skema kemitraan itu telah dikembangkan selama 28 tahun dan salah satu pola inti-plasma terbesar di industri sawit. Dengan pengalaman tersebut, Asian Agri optimistis pola tersebut dapat diterapkan kepada para petani swadaya yang mengelola perkebunannya secara mandiri," kata Kelvin dalam Conference COP 21 di Paris, Perancis, Rabu (2/12/2015).
Pendampingan terhadap petani swadaya, katanya, perlu dilakukan guna meningkatkan produktivitas hasil perkebunan serta menjamin akses terhadap pasar yang lebih terjamin.
"Selain itu, petani swadaya memperoleh pengetahuan secara langsung dalam mengelola perkebunan yang mengedepankan kelestarian lingkungan sehingga produknya memiliki nilai tambah di pasaran," imbuhnya.
Kelvin memastikan Asian Agri secara bertahap melakukan pendampingan terhadap petani swadaya pada 2012. Hasilnya, saat diluncurkan pada tahun 2012 lalu sekitar 2.791 ha lahan perkebunan petani swadaya, tergabung dalam program kemitraan tersebut.
"Saat ini ada lebih dari 17.000 ha lahan yang merepresentasikan lebih dari 5.000 keluarga petani swadaya telah bergabung di dalam program tersebut dan menikmati pendampingan dan fasilitasi dari Asian Agri," jelasnya.
Targetnya, hingga 2020 Asian Agri dapat memberikan pendampingan secara optimal kepada petani swadaya dengan luas lahan hingga 60.000 ha. Dengan demikian, ia megatakan lima tahun ke depan perusahaan dapat berperan meningkatkan kesejahteraan petani dengan melibatkan pengelolaan 120.000 ha lahan sawit dengan pola inti plasma maupun swadaya.
"Muaranya, pola kemitraan tersebut dapat mendorong produktivitas petani, meningkatkan kesejahteraannya, serta memberi manfaat terhadap produk sawit berkualitas yang dihasilkan. Dengan demikian, industri sawit di Tanah Air dapat terus berproduksi tanpa harus melakukan pembukaan lahan baru atau ekstensifikasi, melainkan melakukan intensifikasi melalui peningkatan kemitraan dengan petani serta perbaikan cara-cara pengelolaan perkebunan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: