WE Online, Den Haag, Belanda - Perusahaan pelopor usaha riset benih sayuran hibrida berbasis teknologi asal Belanda Enza Zaden dan East-West Seed ?melalui anak usahanya di Indonesia yakni PT East West Seed Indonesia (Ewindo) atau dikenal dengan "Cap Panah Merah" menandatangani nota kesepahaman (MoU) kegiatan penelitian, pengembangan, produksi dan pemasaran benih kentang hibrida dengan Salim Group.
Kerjasama antara Ewindo dan Salim Group yang berbasis di Indonesia ini merupakan kemitraan strategis antara kedua negara yang bertujuan untuk mendorong kesejahteraan petani kentang di Indonesia.
Penandatanganan MoU yang dilakukan oleh President Director Ewindo?Glenn Pardede bersama perwakilan dari Salim Group Paulus Moleonoto (juga Direktur dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk) dalam acara Business Forum, di Den Haag, Belanda, Jumat (22/4/2016). Acara ini juga dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Kepala BKPM Franky Sibarani beserta perwakilan delegasi RI lainnya dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Eropa.
"Persoalan utama petani kentang di Indonesia saat ini adalah ketersediaan benih berkualitas. Dengan adanya upaya pemanfaatan teknologi tinggi, riset dan pengembangan ini diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani kentang. Pengalaman Enza Zaden dan East-West Seed yang telah berpuluh tahun melakukan riset dan pemuliaan sayuran akan memberikan nilai tambah dalam pengembangan kentang di Indonesia," ujar Glenn Pardede di Den Haag, Belanda.
Kerja sama ini, tambah Paulus, akan memberdayakan petani dengan teknologi yang lebih baik, produktivitas yang lebih tinggi dan pasar yang stabil.
"Kami bertujuan untuk menciptakan sebuah rantai pasokan yang berkelanjutan agar tercipta lingkungan yang lebih baik, tanaman yang lebih baik dan makanan yang lebih baik," kata Paulus Moleonoto.
Pemanfaatan teknologi tinggi dalam produksi benih kentang akan membuat hasil benih setiap tanaman kentang lebih banyak, benih yang dihasilkan lebih bebas dari hama dan penyakit, serta kontinuitas produksi menjadi lebih terkontrol dan efisien. Benih berkualitas ini diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitas petani hingga mencapai 25 ton per hektar atau dua kali lipat rata-rata produktivitas petani kentang saat ini.
Benih merupakan sarana produksi utama dalam budidaya tanaman, dalam arti penggunaan benih berkualitas mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam usaha meningkatkan produksi dan mutu hasil. Saat ini, kebutuhan bibit kentang nasional mencapai 300.000 ton per tahun dengan nilai sekitar Rp3 triliun.
Kebutuhan tersebut sebagian besar masih disuplai oleh benih dengan kualitas rendah. Hal ini menyebabkan produktivitas petani kentang di Indonesia masih rendah yakni hanya 10-15 ton per hektar saja, sehingga kebutuhan benih kentang sebagian besar masih impor. Sementara, bila dibandingkan dengan negara lain seperti China produktivitas bisa mencapai 40 ton per hektar bahkan di Eropa bisa mencapai 50 ton per hektar.
Untuk tahap pertama, investasi yang disiapkan untuk kerjasama antara Ewindo?dan Salim Group ini sebesar US$10 juta.
Kolaborasi antara Ewindo?dan Salim Group ini sangat strategis di mana Ewindo?merupakan perusahaan benih sayuran yang fokus dan berpengalaman dalam riset dan pemasaran berbasiskan teknologi tinggi dan Salim Group adalah pemain utama di industri makanan dengan kegiatan operasional yang mencakup pembuatan makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga produk untuk konsumen yang tersedia di pasar.
Sebagai alternatif sumber pangan, tingkat konsumsi kentang di Indonesia saat ini masih rendah yakni 4,76 kg/kapita per tahun, jauh tertinggal bila dibandingkan negara lain seperti China sebesar 10 kg/kapita per tahun, Jepang 17 kg/kapita, Amerika 64 kg/kapita, Perancis sebesar 73 kg/kapita dan Inggris mencapai 109 kg/kapita.
Pada tahun 2021, pemerintah Indonesia menargetkan konsumsi kentang meningkat menjadi 10 kg/kapita per tahun.
"Dengan membaiknya produktivitas petani kentang diharapkan harga kentang segar menjadi lebih terjangkau oleh masyarakat dan pada nantinya akan menjadi alternatif sumber pangan nasional Indonesia yang lebih baik," tutup Glenn.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: