WE Online, Jakarta - Krisis ekonomi dan politik di Venezuela kian parah setelah Presiden Nicolas Maduro pada hari Sabtu mengancam akan menyita pabrik-pabrik yang ditutup dan menangkap para pemiliknya.
Ia menuduh penutupan pabrik-pabrik di Venezuela tersebut sebagai "usaha menyabotase negara". Hal itu ia ungkapkan pada para pendukungnya dalam rapat umum di Caracas.
Saat ini Venezuela sedang mengalami kesulitan menanggulangi kekurangan pangan, laju inflasi yang tinggi dan kerusuhan, dan hanya sehari setelah ia memperpanjang keadaan darurat dan menuduh Amerika Serikat berusaha menggoyahkan negara tersebut.
"Teman-teman seperjuangan, saya sudah siap menyerahkan kepada kekuatan komune, pabrik-pabrik yang telah dihentikan oleh para pemimpin konservatif di negara ini. Pabrik yang dihentikan adalah pabrik yang diserahkan kepada rakyat. Kita akan melakukannya. Waktunya Sudah tiba waktunya untuk melakukan dan meradikalisasi revolusi," kata Maduro kepada para pendukungnya dalam rapat umum itu, seperti dikutip dari laman VOA di Jakarta, Selasa (16/5/2016).
Maduro mengatakan bahwa setiap pemilik pabrik yang menghentikan produksi di pabrik mereka sebaiknya meninggalkan negara ini, kalau tidak, akan diborgol dan dimasukkan ke penjara.
Dekrit yang dikeluarkan hari Jumat oleh Maduro tersebut juga mengharuskan latihan militer untuk melawan "agresi asing" yang menurutnya telah mengakibatkan krisis keuangan yang sekarang terjadi di negara tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement