WE Online, Jakarta - Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan bahwa oposisi yang menguasai Majelis Nasional berupaya menentangnya. Pernyataan tersebut ia ungkapkan dalam pidatonya di televise nasional beberapa jam setelah polisi bentrok dengan demonstran anti-pemerintah.
Mengutip VOA di Jakarta, Jumat (20/5/2016), Maduro menuding sejumlah warga Venezuela dan Amerika Serikat berencana untuk menggulingkan pemerintahannya, oleh sebab itu ia member dirinya sendiri kekuasaan mengeluarkan perintah darurat selama 60 hari terkait hal tersebut.
Diapit oleh menteri dan patung Chavez, Maduro menandatangani keadaan darurat dan memperpanjang keadaan darurat ekonomi. Ketentuan itu dikeluarkan untuk melindungi negara dari ancaman asing dan domestik.
Oposisi meyakini bahwa langkah-langkah Maduro tersebut menunjukkan pemerintahannya dalam keadaan panik. Di tengah seruan pengunduran dirinya yang kian berkembang, Presiden Nicolas Maduro bertekad akan mempertahankan kekuasaan daruratnya tersebut.
Mantan sopir bus ini menolak mundur dan menuding oposisi telah berkomplot dengan negara-negara Barat, khususnya AS, untuk menggulingkan dirinya. Maduro memberi contoh kasus di Brasil saat pemimpin kiri Dilma Rousseff dilengserkan.
"Washington saat ini sedang memenuhi permintaan kelompok kanan yang ingin kudeta di Brasil terjadi di Venezuela," ujar Maduro
Jajak pendapat nasional menunjukkan hampir 70 persen warga Venezuela kini yakin Maduro harus mundur tahun ini. Tetapi para pejabat partai Sosialis yang berkuasa menyatakan tidak ada waktu untuk menyelenggarakan referendum tahun ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement