WE Online, Jakarta - Banyak masyarakat di Indonesia yang belum memiliki kesempatan buat menikmati layanan lembaga keuangan formal. Kurangnya edukasi terhadap masyarakat serta tata operasional jasa keuangan yang rumit menjadi penyebab hal tersebut.
Supariyah, seorang ibu rumah tangga, mengaku dirinya tidak memiliki pengetahuan cukup tentang industri jasa keuangan. Ia mengatakan dirinya hanya paham atas layanan perbankan dan itupun sebatas menyimpan uang di bank saja.
"Saya tidak tahu industri pembiayaan itu apa, asuransi tidak tahu. Kalau kartu kredit memang takut punya kartu kredit. Lihat orang-orang punya kartu kredit, tapi utangnya banyak sampai jual rumah. Kalau rekening bank saya punya, tapi cuma buat menabung. ATM juga tidak terlalu paham, kalau mau ambil uang suruh anak saya yang ambil," katanya kepada Warta Ekonomi di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Perempuan yang bertempat tinggal di Jakarta Selatan ini mengakui dirinya punya keinginan buat belajar memanfaatkan layanan keuangan. Ia mengatakan dirinya kerap mendapat masalah karena meminjam dari lembaga keuangan nonformal.
"Pernah pinjam uang ke koperasi RT bunganya lebih banyak dari utangannya. Jadi tiap bulan cuma mencicil bunganya. Di dekat rumah ada arisan dapat barang ternyata uang arisannya dibawa kabur buat jajan sama si anak penyelenggara arisan. Kalau memang ada lembaga kredit formal yang aman, kadang ingin coba juga sih beli barang lewat situ. Mau beli handphone buat menelpon mbah di kampung," ujarnya.
Keinginan serupa juga dimiliki oleh Yassir, seorang pegawai swasta, yang ingin mencoba layanan pembiayaan dari lembaga formal. Ia mengatakan dirinya sudah lama memiliki keinginan tersebut dan baru bisa terwujud secara tanpa sengaja karena bertemu dengan lembaga Home Credit Indonesia di lokasi yang terjangkau.
"Saya dari dulu memang ingin coba buat beli barang lewat lembaga pembiayaan formal seperti ini. Sekarang pas mau beli handphone eh ada stand Home Credit di toko handphone," katanya ketika ditemui di Toko Dering Ponsel, Pondok Labu, Jakarta.
Kemudahan Akses Pembiayaan
Yassir mengatakan stand Home Credit di lokasi tempat penjualan barang sangat memudahkan dirinya buat meminta bantuan pembiayaan. Sama seperti Supariyah, ia mengatakan dirinya termasuk orang yang masih belum berani buat memiliki kartu kredit.
"Layanan Home Credit di toko handphone ini sangat membantu karena dekat dari rumah saya. Saya juga baru tahu ada layanan pembiayaan di sini. Tadinya saya mau beli handphone tunai, tapi karena ada Home Credit saya coba saja pakai pembiayaan," jelasnya.
Pria kelahiran tahun 1982 ini menjelaskan ada dua keuntungan yang bisa didapat dirinya dengan memanfaatkan layanan Home Credit. Pertama, ia menjelaskan uang tunai yang dibawanya bisa dialokasikan buat memenuhi kebutuhan hidup yang lain. Keuntungan kedua, imbuhnya, ia memiliki pilihan handphone lebih banyak buat dibawa pulang.
"Tadinya mau beli handphone biasa saja, tapi sekarang bisa pilih smartphone yang lebih bagus. Daripada beli yang murah, tapi cepat rusak. Lebih baik beli yang mahal sekalian, namun awet dan bagus. Lagipula cicilannya juga tidak terlalu mahal jadi saya masih bisa tanggunglah. Bukan beban, bukan," paparnya.
Disampaikan, ia juga merasa puas atas layanan cepat yang diberikan oleh karyawan Home Credit. Ia mengharapkan Home Credit bisa lebih banyak mendirikan stand-stand di tempat lain agar lebih banyak orang yang bisa memiliki akses mudah ke industri pembiayaan.
"Layanannya bagus, cepat. Ini baru pertama kali saya ke Home Credit, tapi saya tidak pusing. Syaratnya juga mudah karena tidak minta ini itu. Cuma urus-urus sebentar dan sekarang saja sudah langsung punya handphone baru," sebutnya.
Sementara itu, CEO PT Home Credit Indonesia Jaroslav Gaisler mengatakan pihaknya memiliki komitmen kuat untuk memberikan jasa pembiayaan multiguna yang bertanggung jawab dan menjadi pilihan terpercaya bagi seluruh nasabah di Indonesia.
"Dalam tahun ketiga beroperasi, kami senantiasa menunjukkan komitmen dengan terus meningkatkan sistem dan proses pelayanan yang lebih baik. Bahkan kami siap memperluas bisnis kami tahun 2016. 10 kota lapis I dan II di seluruh Indonesia sudah ada dalam perencanaan bisnis kami," tegasnya.
Komitmen Home Credit
Public Relations & Communications PT Home Credit Indonesia Andina Rosfieta menyampaikan komitmen serupa bahwa pihaknya akan terus berupaya memberikan layanan pembiayaan yang sangat mudah, cepat, dan praktis.
"Sebagai perusahaan internasional penyedia layanan multiguna, Home Credit Indonesia selalu berkomitmen memberikan layanan pembiayaan yang sangat mudah, cepat, dan praktis sehingga memudahkan mereka untuk memperoleh barang impiannya," jelasnya.
Selain itu, Andina menyampaikan Home Credit bakal terus fokus melayani masyarakat dari kelompok yang tidak terjamah layanan keuangan.
"Home Credit menawarkan layanan pembiayaan yang terbuka kepada semua lapisan masyarakat, terutama bagi masyarakat yang kurang terlayani (jasa keuangan). Home Credit Indonesia (juga) berkomitmenn penuh dalam meningkatkan kemampuan literasi keuangan bagi masyarakat. Hingga saat ini Home Credit Indonesia telah mengedukasi lebih dari 400 orang mengenai literasi keuangan di antaranya adalah mahasiswa, pelaku usaha kecil dan menengah, komunitas, serta tentunya para karyawan Home Credit Indonesia," jabarnya.
Ia mengakui bahwa upaya buat meningkatkan akses keuangan di Indonesia bukan perkara mudah, namun hal tersebut merupakan tantangan yang mesti dihadapi.
"Di setiap negara di mana Home Credit beroperasi, tantangan pasti selalu ada. Namun, kami sangat percaya bahwa prospek pertumbuhan pangsa pasar di Indonesia sangat baik. Kami selalu melakukan edukasi mengenai bagaimana mengelola keuangan dengan baik kepada nasabah kami guna meningkatkan pengetahuan mereka. (Kami juga selalu meningkatkan) akses keuangan di Indonesia," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement