Krisis Venezuela Picu Kekhawatiran Masyarakat Internasional
WE Online, Jakarta - Kekhawatiran masyarakat internasional telah meningkat terkait krisis politik dan ekonomi di Venezuela yang kian memburuk sejak akhir pekan lalu. Terutama sejak militer diberi peran sangat menonjol untuk menghadapi aksi unjuk atas perintah Presiden Nicolas Maduro, yang tengah menjadi sasaran unjuk rasa.
Krisis ekonomi telah membuat warga Venezuela belakangan ini sering menggelar unjuk rasa di Caracas, ibu kota Venezuela, dan beberapa kota lain di sekitarnya. Perekonomian negara yang tergantung pada minyak tersebut telah terpukul resesi berat dan hiperinflasi, yang berbuntut pada meledaknya sentimen publik untuk mendukung penyingkiran Maduro.
Namun, presiden sosialis tersebut terus mempertahankan dirinya dengan memberi ruang kepada militer untuk menghadang para demonstran. ia bahkan memberi dirinya sendiri kekuasaan mengeluarkan perintah darurat selama 60 hari terkait hal tersebut. Dua hari terakhir, militer terus menggelar latihan untuk menghadapi demonstrasi massa.
Mengutip AFP di Jakarta, Selasa (24/5/2016), Maduro mengucapkan selamat kepada angkatan bersenjata karena "sukses besar" dalam latihan perang mereka yang mengerahkan jet tempur dan peluncur roket buatan Rusia.
Pekan ini, status pemberlakuan "negara dalam keadaan darurat" oleh Maduro ditolak oleh oposisi yang memiliki mayoritas di Majelis Nasional.
Hasil jajak pendapat terbaru di Venezuela menunjukkan bahwa 70 persen rakyat menginginkan perubahan pemerintahan dan pemecatan Maduro. Namun, Mahkamah Agung yang dipenuhi hakim loyalis Maduro, menolak tuntutan legislatif dan mengatakan bahwa keputusan darurat adalah hal "konstitusional".
Gejolak sosial di Venezuela meningkat akibat devaluasi berat, yang menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi. Satu hamburger bisa dijual dengan harga 1.700 bolivar (US$ 170) dan tarif kamar hotel standar ialah 69.000 bolivar (US$ 6.900) per malam.
Separuh dari warga kelas menengah telah terpuruk jatuh miskin. Mereka tidak bisa lagi membeli satu hamburger dan membayar kamar hotel untuk kelas standar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement