Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bank Dunia: Sektor Manufaktur Mesin Pertumbuhan Baru RI

Warta Ekonomi, Jakarta -

Akhir booming komoditas memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk menghidupkan kembali industri manufaktur.

World Bank (Bank Dunia) menilai sektor manufaktur mampu mendorong pertumbuhan ekonomi karena sektor ini menyumbang 1/5 dari total PDB dan 13% dari total tenaga kerja di Indonesia.

"Negara ini (Indonesia) akhirnya akan perlu melakukan diversifikasi ekonomi dan tidak perlu bergantung pada komoditas. Sektor manufaktur dan jasa di negeri ini dapat  memberikan pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan keterampilan dan berupah tinggi apabila melakukan reformasi agresif," kata Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, Rodrigo Chaves, saat memaparkan Indonesia Economic Quarterly (IEQ) di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (20/6/2016).

Rodrigo menjelaskan pertumbuhan manufaktur Indonesia mengalami  penurunan pada tahun 1997-1998 seiring dengan krisis keuangan Asia. Pertumbuhan manufaktur pun merosot dari 11% per tahun antara tahun 1990 dan 1996 dan 4,8% pada periode dari tahun 2001 sampai 2014.

"Hingga pasca-tahun 2.000 sektor manufaktur seakan-seakan menghilang," tambahnya.

Lalu, bagaimana Indonesia dapat membuat manufaktur kembali menjadi mesin pertumbuhan? Rodrigo menjelaskan bahwa ada empat langkah yang dapat dilakukan. Pertama menjalin kemitraan yang transparan dan strategis dengan sektor.

Kedua menjaga inflasi tetap rendah melalui investasi dalam produktivitas pertanian dan melalui penurunan hambatan perdagangan.

"Ketiga kenaikan belanja infrastruktur serta keempat reformasi perarturan yang telah menjadi prioritas kebijakan akan membantu meningkatkan daya saing," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: