Lakukan Penghematan, Shell Akan Jual Aset di Laut Utara
Oleh: ,
CEO Royal Dutch Shell Ben van Beurden mengatakan bahwa ia tengah memperhatikan aset perusahaan di Laut Utara terkait dengan kondisi yang sulit akibat lemahnya harga minyak.
Mengutip BBC di Jakarta, Senin (4/7/2016), Ben van Beurden mengatakan beberapa ladang minyak yang sudah tua mungkin akan dijual dan lainnya akan dinonaktifkan. Ia juga mengatakan bahwa pembayaran dividen perusahaan realtif aman, meskipun saat ini perusahaan-perusahaan minyak di dunia sedang mengalami masa sulit.
Shell adalah pembayar dividen terbesar di antara perusahaan-perusahaan Inggris dengan pembayaran tahunan sebesar US$ 15 miliar. Namun beberapa pihak mempertanyakan apakah Shell dapat mempertahankan pembayaran dividen jika harga minyak tetap rendah.
Pada bulan Januari, harga minyak mentah Brent Laut Utara jatuh di bawah US$ 28 per barel, merupakan level terendah sejak 2003.
Sejak itu, harga minyak mentah telah pulih menjadi US$ 50 per barel, namun masih jauh dari harga Juni 2014, ketika harga minyak mentah mencapai level US$ 115 per barel.
Menanggapi hal tersebut, Shell mengumumkan bahwa mereka akan menjual aset senilai US$ 30 miliar dan mengumumkan ribuan PHK. Pada bulan Januari, pemegang saham Royal Dutch Shell menyetujui pengambilalihan BG Group senilai US$ 49 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement