IMF Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Zona Euro

Warta Ekonomi, Jakarta -

IMF telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi di zona euro menyusul hasil referendum Inggris yang memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa.

Ekonomi zona euro diprediksi akan tumbuh sebesar 1,6 persen tahun ini dan 1,4 persen pada tahun 2017. Sebelum referendum, IMF telah memprediksi pertumbuhan sebesar 1,7 persen hingga tahun 2017. IMF juga merevisi turun proyeksi pertumbuhan 2018 menjadi 1,6 persen dari prediksi sebelumnya sebesar 1,7 persen.

Mengutip BBC di Jakarta, Minggu (10/7/2016) Mahmood Pradhan, wakil direktur Departemen Eropa IMF, mengatakan bahwa prospek pertumbuhan bisa saja memburuk jika negosiasi antara Inggris dan Uni Eropa yang berlarut-larut menyebabkan investor menghindari aset investasi berisiko.

"Jika perseteruan ini masih terjadi, kami berpikir bahwa dampaknya mungkin saja akan semakin membesar. Kami sendiri kesulitan untuk menjelaskan kapan hal ini akan berakhir," ujar Pradhan.

Revisi pertumbuhan ekonomi di tahun 2017 tersebut dinilai sebagai skenario terbaik, dengan asumsi bahwa Inggris memutuskan untuk mempertahankan akses ke pasar tunggal Uni Eropa.

Namun, jika Inggris memutuskan untuk tidak mempertahankan hubungan dekat dengan Uni Eropa dan memilih untuk mengandalkan aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), mungkin akan terjadi "gangguan besar," katanya. Dalam jangka menengah, tantangan seperti pengangguran yang tinggi dan kelemahan struktural di kawasan Eropa akan terus membebani pertumbuhan, kata IMF.

"Akibatnya, pertumbuhan lima tahun ke depan diprediksi menjadi sekitar 1,5 persen, dengan inflasi hanya mencapai 1,7 persen," kata laporan tersebut.

Perlambatan dalam zona euro yang berperan sebagai pemain besar dalam perdagangan dunia, dinilai bisa berdampak pada ekonomi lainnya, termasuk pasar negara berkembang.