Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kontribusi Jawa Terhadap PDB akan Menyusut

Warta Ekonomi, Batam -

Ekonom Bhima Yudhistira memperkirakan kontribusi kegiatan ekonomi Pulau Jawa terhadap pembentukan produk domestik bruto (PDB) nasional yang kini sebesar 58,2 persen, akan menyusut signifikan pada 2019.

Menurut ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) itu dalam diskusi sebelum rapat koordinasi ekonomi dan keuangan daerah Bank Indonesia di Batam, Kamis (11/8/2016), keberadaan infrastruktur strategis di luar Jawa, yang membuat perekonomian semakin merata, menjadi penyebab penyusutan tersebut.

"Jika konsisten membangun infrastruktur di maritim, pariwisata, pertanian dan industri di luar Jawa, maka kontribusi Jawa bisa lebih rendah dari 50 persen setidaknya pada 2019," katanya.

Bhima mengatakan upaya pemerataan kegiatan ekonomi tersebut dapat dilakukan dengan konsistensi pembangunan infrastruktur yang sesuai dengan potensi ekonomi masing-masing wilayah di luar Jawa, yakni Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku-Papua, dan Bali-Nusa Tenggara.

Misalnya, lanjutnya, di Sumatera, pemerintah dapat fokus untuk membangun sektor perkebunan, pariwisata dan juga perdagangan. Pada 2019, kata Bhima yang mengutip kajiannya, kontribusi Sumatera terhadap PDB nasional dapat melebihi 24 persen.

Sedangkan Kalimantan, lanjutnya, bisa difokuskan untuk pengembangan industri. Kemudian, di Sulawesi, dan Maluku, pemerintah bisa fokus untuk mengembangkan sektor perikanan dan pariwisata.

"Perikanan dan pariwisata ini adalah sektor yang selalu tumbuh, bahkan pada kuartal II 2016 lalu, mereka jauh lebih baik dibanding sektor lainnya," ujarnya.

Selain infrastruktur, Bhima mengatakan, pemerintah juga harus konsisten untuk mempercepat pembangunan 14 kawasan industri baru, dan pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK).

Kawasan industri dan ekonomi khusus itu, kata Bhima, akan menopang terbangunnya pusat-pusat baru untuk pertumbuhan ekonomi di luar Jawa.

Dalam kerangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019, disebutkan kontribusi Jawa, terhadap PDB Nasional, --yang mengacu data 2013--, sebesar 58 persen, Sumatera 23,8 persen, Kalimantan 9,6 persen, Sulawesi 4,8 persen, Maluku-Papua 2,2 persen, dan Bali-Nusa Tenggara 2,8 persen.

Ketimpangan kontribusi antarwilayah terhadap PDB sudah terjadi sejak lama. Kontribusi Jawa selalu di atas 55 persen sejak 1988. Pada 1978, kontribusi Jawa dan luar Jawa pernah hampir seimbang, saat Kalimatan menyumbang kontribusi PDB sebesar 10 persen, menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Penurunan ketimpangan antarwilayah ini masuk dalam sasaran pembangunan berdasarkan wilayah-antarwilayah pada RPJMN 2014-2019.

Di sisi lain, Ekonom PT. Maybank Indonesia Myrdal Gunarto berpendapat jika pemerintah fokus untuk membangun ekonomi daerah berdasarkan potensinya masing-masing, target pertumbuhan ekonomi nasional 7 persen yang diwacanakan Presiden Joko Widodo di awal periode pemerintahan dapat tercapai.

Myrdal mengatakan, pemerintah bersama pemerintah daerah perlu memprioritaskan untuk sektor-sektor ekonomi yang saat ino belum tergali dengan optimal, seperti sektor pariwisata.

"Ekonomi Indonesia diyakini dapat tumbuh di atas 7 persen pada tahun 2017 mendatang. Penyebabnya adalah pada perkembangan sektor pariwisata yang saat ini semakin menjanjikan," ujarmya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: