Setelah menghadapi beberapa kasus di Amerika Serikat (AS) terkait skandal emisi, perusahan otomotif Volkswagen kembali bermasalah dengan pemerintah Australia.
Dikutip dari laman BBC di Jakarta, Jumat (2/9/2016), pemerintah Australia menuding Volkswagen telah melakukan penipuan kepada pelanggan dengan melakukan modifikasi pada beberapa mobil untuk menutupi skandal emisi.
Badan pegawas konsumen mengklaim Volkswagen Australia dengan sengaja telah menjual lebih dari 57.000 kendaraan yang bermasalah selama periode lima tahun. Dalam kasus ini Komite Persaingan dan Perlindungan Konsumen Australia (ACCC) meminta deklarasi publik atas pelanggaran, sanksi denda, dan memperbaiki iklan dari perusahan tersebut. Sementara, Volkwagen Australia menilai akan meninjau klaim dari ACCC.
Dalam sebuah pernyataan perusahan menilai tindakan pengadilan tidak memberikan manfaat praktis kepada konsumen sebab solusi efektifnya adalah mobil-mobil yang bermasalah akan ditarik segara.
"Hasil terbaik untuk para konsumen adalah menarik secara sukarela kendaraan yang bermasalah dan memperbaikinya," kata Manajer Direktur Volkwagen Group Australia Michael Bartsch.
Gugatan ACCC mencakup 10 model mobil Volkswagen termasuk kendaraan terlaris, seperti Golf, Passat, dan Polo.
"Tuduhan ini terkait perilaku yang serius dan disegaja oleh sebuah perusahan global. Kami berharap standar perilaku yang lebih baik dari semua perusahan kepada konsumen Australia," kata ketua ACCC dalam sebuah pernyataan.
Volkswagen yang merupakan produsen mobil terbesar kedua di dunia juga menghadapi beberapa perkara hukum class action di Australia. Perusahan tersebut mendapat reaksi global pada tahun lalu sejak mengungkapkan 11 juta kendaraannya dilengkapi dengan perangkat khusus yang mampu memanipulasi uji emisi.
Sejak itu pula perusahan harus membayar miliaran dolar AS sebagai denda dan penyelesaian dengan regulator dan konsumennya di seluruh dunia. Tahun lalu Volkswagen mengatakan rencananya di pengadilan untuk mengganti rugi semua dealer kendaraan di Amerika yang terkena dampak skandal emisi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement