Ruas jalan Trans Papua yang menghubungkan Timika, ibu kota Kabupaten Mimika dengan Wagete, ibu kota Kabupaten Deiyai direncanakan rampung pada 2017.
Pejabat Pembuat Komitmen 27 Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah VI Provinsi Papua Erick Fonataba di Timika, Selasa (6/9/2016), mengatakan ruas jalan Timika-Wagete tinggal menyisahkan sekitar 6-7 kilometer yang belum tersambung.
Diharapkan ruas tersisa itu dapat dituntaskan pekerjaannya pada 2017.
"Yang belum tersambung sekitar 6-7 kilometer, diharapkan bisa selesai tahun 2017 sehingga ruas jalan dari Timika ke Wagete bisa tembus. Sekarang ada pekerjaan dari arah Timika sepanjang 3,5 kilometer dan ada pekerjaan dari arah Wagete sepanjang 6 kilometer," jelas Erick.
Menurut dia, untuk pekerjaan jalan sepanjang 3,5 kilometer itu dialokasikan anggaran sebesar Rp16 miliar.
"Sekarang pekerjaan jalan sudah masuk ke wilayah dataran tinggi dengan medan yang cukup berat melalui gunung-gunung dengan tingkat kemiringan yang cukup terjal. Dengan topografi seperti itu tentu tingkat kesulitan jauh lebih tinggi. Kami mengantisipasinya dengan mempersiapkan berbagai peralatan yang memadai," kata Erick.
Sejak ruas jalan tersebut dikerjakan pada sekitar 2007, total ruas jalan yang sudah dikerjakan sepanjang 168 kilometer.
"Titik nolnya dimulai dari persimpangan Pelabuhan Rakyat (Pelra) Paumako lalu menuju persimpangan Mayon Kuala Kencana sepanjang lebih dari 40 kilometer. Dari persimpangan Mayon selanjutnya menuju persimpangan Kapiraya sepanjang 71 kilometer. Dari arah simpang Kapiraya menuju ke lokasi sekarang sepanjang 38 kilometer," jelas Erick.
Di sepanjang ruas jalan Trans Papua yang menghubungkan Timika-Wagete tersebut, juga telah dibangun sejumlah jembatan panjang dengan bentangan hingga ratusan meter seperti di Sungai Mimika, Sungai Kyura, Sungai Rawawe I dan 2 serta Sungai (Kali Kabur).
"Tahun ini kami sedang menyelesaikan pembangunan jembatan Kali Kabur. Kalau jembatan ini selesai, merupakan jembatan terpanjang di Mimika dengan bentangan sepanjang 300 meter. Pekerjaan jembatan ini menggunakan dana dua tahun anggaran jamak (multiyears kontrak) yaitu anggaran tahun 2015 dan 2016," ujar Erick.
Ia menambahkan, ruas jalan tersebut, khususnya dari persimpangan Mayon hingga persimpangan Kapiraya yang sudah dibangun dengan konstruksi beton tailing baru sekitar 44 kilometer. Sisanya masih berupa jalan tanah dan ke depan direncanakan akan ditingkatkan menjadi jalan perkerasan dan sebagian konstruksi aspal.
"Nantinya ada bagian-bagian yang kita buat kontruksi beton tailing, tapi ada juga yang pakai kontruksi aspal dengan pertimbangan untuk mengangkut material tailing ke sana cukup sulit mengingat medannya berat," jelas Erick.
Ruas jalan Trans Timika-Wagete tersebut masuk dalam program Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B) yang dicanangkan pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekitar 2010. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Advertisement