Volume ekspor karet Sumatera Utara hingga Agustus 2016 masih tertekan atau turun 6,50 persen dibandingkan periode sama 2015 atau tinggal 273.883 ton.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia atau Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Minggu (18/9/2016), mengatakan, periode sama pada 2015, volume ekspor karet Sumut masih bisa mencapai 292.928 ton.
"Penurunan ekspor tetap dampak krisis global yang membuat permintaan berkurang karena kinerja industri terganggu," katanya.
Penurunan ekspor tahun 2016 sudah terjadi sejak awal tahun. Kenaikan ekspor hanya terlihat pada dua bulan yakni Februari dan Mei. Menurut dia, penurunan ekspor memang terus terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini sejalan dengan terjadinya krisis global. Bahkan akibat krisis global, harga juga ikut tertekan.
"Akibat volume dan harga ekspor turun, kinerja industri terganggu dan petani juga merugi," kata Edy Irwansyah.
Harga ekspor karet SIR 20 misalnya masih tetap pada kisaran 1,3 dolar AS per kg. Kebijakan negara produsen memangkas ekspor juga belum memberi dampak positif yang signifikan terhadap pergerakan harga dan permintaan karet di pasar internasional.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono mengaku penurunan ekspor karet sangat mempengaruhi ke penerimaan devisa Sumut secara keseluruhan.
Hingga Juli, kontribusi karet dan barang dari karet pada devisa Sumut tinggal sekitar 13,17 persen dari total devisa Sumut 4,160 miliar dolar AS. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement