Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (3/10/2016) pagi bergerak menguat sebesar 43 poin menjadi Rp12.979 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.022 per dolar AS.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Senin mengatakan bahwa laju dolar AS cenderung bergerak melemah menyusul adanya kesepakatan yang terjadi dalam pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk membatasi produksinya.
"Kondisi itu membuat mata uang komoditas, termasuk rupiah cenderung terapresiasi terhadap dolar AS," katanya.
Terpantau, harga minyak mentah dunia jenis WTI pada Senin pagi berada pada posisi 48,03 dolar AS per barel dan Brent 50,01 dolar AS per barel.
Ia menambahkan bahwa sentimen positif dari dalam negeri, yakni program amnesti pajak juga turut menjaga fluktuasi mata uang domestik. Program itu terbilang cukup sukses sehingga menambah optimisme pelaku pasar keuangan di dalam negeri.
Kendati demikian, ia mengatakan bahwa pelaku pasar uang diharapkan tetap waspada dikarenakan penguatan yang terjadi dapat dijadikan momentum oleh pelaku pasar untuk melakukan aksi ambil untung.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa saat ini pelaku pasar sedang menanti data inflasi September yang sedianya akan dirilis pada hari ini (3/10) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
"Inflasi September 2016 ditunggu siang ini, diperkirakan naik ke level 3 persen secara tahunan,' katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement