Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menkop: Pemerintah Serius Wujudkan Swasembada Daging Sapi

Oleh: ,

Menkop: Pemerintah Serius Wujudkan Swasembada Daging Sapi Menkop Puspayoga memberikan sambutan pada acara panen pedet hasil Insemenasi Buatan (IB) 2016 dan pencanangan UPSUS SIWAB (Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting) 2017 di Waduk Gondang kec Sugio Kab Lamongan Jatim. | Kredit Foto: Kemenkop
Warta Ekonomi, Lamongan -

Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga menyatakan kehadiran empat menteri dalam acara Panen Pedet hasil IB (Insemenasi Buatan) 2016 di Waduk Gondang Kec Sugio Kab Lamongan, Jawa Timur,?Sabtu (8/10/2016) menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mewujudkan swasembada daging sapi.

"Ini luar biasa. Empat menteri ditambah pemimpin?komisi DPR juga wantimpres hadir di sini sebagai bukti keseriusan pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan, khususnya daging sapi sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak," kata Menkop Puspayoga.

Menkop mengatakan bahwa sebelumnya dirinya?bersama Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sanjoyo melakukan kunjungan bersama ke Wonosobo. Kemudian ia juga melakukan kunjungan dengan Kepala Bekraf?Triawan Munaf ke sentra batik Pekalongan.

"Program pembangunan akan cepat tercapai bila dilakukan bersama-sama dan terintegrasi dengan kementerian lain," ujarnya.

Dalam kesempatan itu Menkop dan UKM juga menyerahkan program strategis kementerian berupa penyerahan akta badan hukum koperasi kepada lima koperasi di Kab Lamongan juga penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) mikro dari BRI.

Kemenkop dan UKM sendiri mendukung penuh program GBIB (Gerakan Penyerentakan Birahi dan Inseminasi Buatan) maupun pencanangan UPSUS SIWAB (Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting) yang dicanangkan Kementerian Pertanian cq Ditjen Peternakan.

"Kondisi usaha peternakan khususnya penggemukan sapi banyak mengalami tantangan, mulai dari harga daging sapi yang fluktiatif, impor daging sapi beku meningkat, karena kebutuhan lebih besar dibanding pasokan. Karena itu, sapi betina produktif jadi korban untuk penuhi kebutuhan sapi nasional," paparnya.

Menkop menjelaskan tantangan kondisi peternakan juga dipengaruhi berbagai permasalahan antara lain produktivitas ternak, ketersediaan bibit unggul lokal terbatas, sumber daya manusia (SDM)?kurang produktif, dan sistem usaha peternakan belum optimal.

"Ini semua merupakan tantangan tersendiri dan jadi tanggungjawab pemerintah dan masyarakat termasuk di dalamnya koperasi yang memiliki unit usaha peternakan,'' terangnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan?bahwa?saat ini jumlah koperasi yang memiliki unit usaha peternakan dan telah terdaftar di ODS (online data system) Kemenkop dan UKM sebanyak 556 koperasi, sedangkan koperasi baru yang memiliki unit usaha peternakan sebanyak 68 koperasi yang berasal dari 161 kelompok di 10 provinsi.

Diakui, peran koperasi di bidang usaha peternakan penggemukan dan pembibitan sapi ini belum optimal. Hal itu karena peternakan peternak anggota koperasi itu sendiri belum menjadikan usaha penggemukan dan pembibitan sapi sebagai mata pencaharian utama, tapi merupakan?usaha sampingan dan sebagai barang investasi yang setiap saat bisa dijual tanpa memperhatikan masa produksi ternak sapi.

Salah satu tugas Kemenkop dan UKM adalah memfasilitasi pembentukan koperasi bagi peternak untuk mendapatkan akta pendirian secara gratis, memperkuat kelembagaan, dan meningkatkan?kapasitas SDM koperasi sehingga bisa mandiri kuat dan berdaya saing. Diharapkan, koperasi dapat berperan dalam pengembangan usaha peternakan.

"Bagi koperasi koperasi peternak yang sudah RAT dua tahun berturut-turut dapat mengajukan pembiayaan kepada LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir-red) dengan bunga 2,5 persen pertahun,"?ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: