Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

DPR Nilai Program Indonesia Pintar untuk Nonsiswa Tak Realistis

DPR Nilai Program Indonesia Pintar untuk Nonsiswa Tak Realistis Kredit Foto: Duitpintar.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagian besar anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat menilai Program Indonesia Pintar (PIP) untuk luar sekolah atau nonsiswa tak realistis karena sulitnya mengajak anak untuk kembali sekolah.

"Untuk penerima PIP di luar sekolah atau nonsiswa, tak realistis karena sulit. Saya sudah memperkirakan karena saya juga yakin, bahkan satu juta penerima pun saya tidak yakin karena praktiknya di lapangan tidak mudah," kata Koster dalam rapat dengar pendapat dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di Jakarta, Selasa malam (18/10/2016).

Apalagi, lanjut dia, basis data yang digunakan adalah data Badan Pusat Statistik. Data itu berbeda dengan data yang ada di Data Pokok Pendidikan. Oleh karena itu, Koster meminta pemerintah hitung ulang agar realistis.

"Biar tahu, berapa sebenarnya sasarannya. Jadi, perlu ada penghitungan ulang," imbuh dia.

Anggota Komisi X DPR lainnya, Laila Istiana, juga mempertanyakan penerima PIP untuk nonsiswa. Lagi-lagi yang dipersoalkan adalah sulitnya mendapatkan calon penerima.

"Untuk penerima luar sekolah, kami harus katakan bahwa hal itu kurang realistis karena sulit mendapatkan calon penerima," kata Laila.

Dalam rapat yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi X DPR Ferdiansyah itu juga menyetujui pagu pagu anggaran Kemdikbud pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 sebesar Rp39,823 triliun.

Jumlah tersebut sama persis dengan anggaran yang disampaikan oleh Kemdikbud.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa jumlah penerima PIP untuk nonsiswa mencapai 4,6 juta jiwa. Program PIP bertujuan mendorong anak-anak usia 6 hingga 21 tahun mendapatkan akses pendidikan.

"Kami terus mendorong anak-anak yang putus sekolah untuk masuk lembaga pendidikan, baik itu kursus keterampilan. Tujuannya meningkatkan keterampilan dirinya," kata Muhadjir.

Dalam kesempatan itu, Muhadjir menjelaskan bahwa dana PIP baru bisa cair jika data penerima dilaporkan ke Dapodik oleh kepala sekolah atau lembaga pendidikan nonformal. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: