Pemerintah Indonesia menekankan asas pemerataan dalam melaksanakan pembangunan, termasuk dalam program listrik 35.000 Megawatt yang diharapkan dapat melistriki wilayah-wilayah yang selama ini belum tersentuh listrik.
Direktur Utama PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Iwan Agung Firstantara mengatakan rasio elektrifikasi di seluruh Indonesia di awal 2016 sebesar 88,3%. Namun jika dilihat per wilayah, imbuhnya, rasio terendah terjadi di Papua yang baru 47%.
Melihat kondisi tersebut, ia menegaskan pemerintah memiliki Program Indonesia Terang dengan konsentrasi pembangukan di Indonesia timur yakni Papua, Maluku, dan NTT. Melalui program tersebut hingga saat ini melalui PLN Regional Maluku telah melistriki lima kabupaten yang selama ini belum terlistriki. Secara bertahap akan dikerjakan di 14 kabupaten di Papua yang selama ini belum terlistriki dan akan dilanjutkan ke daerah-daerah di kecamatan.
"Secara spesifik yang dilakukan oleh pemerintah dengan menyediakan mobil power plant 10 MW. Setelah ada mobil itu, akan dimobilisasi ke wilayah-wilayah terpencil lagi," kata Iwan di Surabaya, Senin (24/10/2016).
Dengan cara seperti itu, ia mengatakan program pemerintah untuk melistriki daerah-daerah yang belum terlistriki akan tercapai. Ia menjelaskan target nasional di akhir 2019 nanti adalah rasio elektrifikasi 90% di Papua dan 97% di daerah lain.
"Pemerintah mencanangkan Indonesia Terang dengan harapan pada 2019, 90% wilayah Indonesia sudah terlistriki, termasuk di Papua," ujar Iwan.
Untuk merealisasikannya, lanjut Iwan, PJB akan memiliki target menyediakan pembangkit dengan total kapasitas 70 MW di Indonesia Timur. Pembangunan tersebut dipusatkan di Sorong sebesar 30 MW, Timika 30 MW, dan Ternate 10 MW.
"Di sini PJB menggunakan TKDN sebesar 70%, bahkan nanti kami akan membangun yang 100% TKDN nanti, PLTU nasional," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement