Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebutkan tujuh titik panas terdeteksi bertahan di wilayah daratan Pulau Sumatera.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru Slamet Riyadi, di Pekanbaru, Kamis (3/11/2016), menyatakan jumlah titik panas itu sama dengan Rabu (2/10) sore berdasarkan pantauan satelit.
"Pagi ini satelit NASA yakni Terra dan Aqua mendeteksi tujuh titik panas di Sumatera dengan wilayah penyebaran di tiga provinsi, sedangkan di Riau nihil atau tidak terpantau," katanya.
Dia melanjutkan, tujuh titik panas tersebut berada di Sumatera Selatan terdeteksi tiga titik, di Sumatera Barat dan Jambi terpantau dua titik.
Pihaknya tidak bisa menyebutkan kabupaten/kota di tiga provinsi tersebut yang terdeteksi terdapat titik panas, termasuk besaran atau persentase potensi kebakaran hutan dan lahan.
"Kami memiliki tanggung jawab di Provinsi Riau saja. Jika terjadi potensi terbakar, maka kami berikan nama kecamatan dan titik kordinat," ujar Slamet lagi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau menyatakan luas kebakaran hutan dan lahan di provinsi tersebut mencapai 3.902 hektare sepanjang Januari-Oktober 2016.
"Data yang diperoleh hingga hari ini total luas kebakaran hutan dan lahan di Riau 3.902 hektare atau berkurang 50 persen dibandingkan tahun lalu," kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Provinsi Riau Jim Gafur.
Satgas Penegakan Hukum Kebakaran Hutan dan Lahan Riau telah menetapkan 95 orang tersangka dari 74 perkara, dua kasus di antaranya diduga dilakukan oleh korporasi.
Pemerintah Provinsi Riau telah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan selama enam bulan atau terhitung mulai 1 Juni hingga 30 November 2016. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Advertisement