Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong industri jasa keuangan agar berperan penting dalam membangun perekonomian Indonesia. Di tengah masih melambatnyanya pertumbuhan ekonomi domestik dan ketidakpastian ekonomi global, regulator berharap industri keuangan dapat menjadi aset bagi pembangunan ekonomi nasional.
Demikian yang dikatakan Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad dalam acara OJK Financial PR Forum yang bertema "Embracing The New Era: Rebuilding Trust In Financial Services" di hotel Borobudur, Jakarta, Senin (7/11/2016).
Dia menuturkan tugas membangun pertumbuhan ekonomi domestik tidaklah ringan dan bukan tugas pemerintah semata. Menurutnya ada dua faktor utama yang harus diperhatikan dampaknya bagi ekonomi nasional, yakni masih lesunya ekonomi global dan ekonomi China dan jepang yang masih mengalami persoalan.
"Bagaimana kita bisa mendorong agar kemudian jelas peran industri keuangan untuk kembali membangkitkan ekonomi nasional. Saya mengajak semua membangun langkah-langkah bersama di industri keuangan agar kita kredibel dan membangun kepercayaan bersama-sama," ujar Muliaman.
Dia berharap dengan industri keuangan yang kredibel maka mereka bisa menjadi aset dalam menghadapi persoalan-persoalan ekonomi ke depan.
"Industri keuangan harus menjadi aset dalam menghadapi persoalan-persoalan ekonomi negara. Kita harus menjadi aset jangan menjadi liability dalam membangun ekonomi nasional," jelasnya.
Oleh karena itu untuk mewujudkan hal tersebut, OJK telah mengeluarkan Masterplan Industri Jasa Keuangan agar industri keuangan tetap sehat dan kredibel. Menurut Muliaman ada tiga pilar penting yang harus diperhatikan untuk menuju ke sana.
"Pertama, industri keuangan harus stabil sebab itu dasar, terutama pengelolaannya dikelola secara profesional kemudian didukung oleh tata keuangan yang baik. Dan ini harus kita upayakan secara kesinambungan," tutur Muliaman.
Kedua, industri keuangan harus memberikan kontribusi yang nyata bagi perekonomian nasional. Perbankan, asuransi, pasar modal harus memiliki peran untuk membangun perekonomian nasional.
"Jadi perlu kita ciptakan produk-produk untuk kebutuhan semua lapisan masyarakat, misal di petani dibidang pembiayaan, perlu produk2. Pasar keuangan kita harus lebih dalam, banyak produk-produk yang harus dipasarkan dalam membangun industri keuangan nasional," imbuhnya.
Kemudian yang terakhir, industri keuangan harus mudah diakses di mana saja, di pulau-pulan mana saja, di desa-desa terpencil bukan cuma di kota-kota besar, jadi industri keuangan harus inklusif bukan ekslusif.
"Kita harus mampu membuka akses kepada mereka yg kecil-kecil tetapi juga kepada middle income group karena ini jmlahnya besar. Beberapa tahun ke depan pertumbuhannya menjadi 100 juta org. Oleh karena itu industri keuangan harus manfaatkan untuk mengakomodir kebutuhan mereka," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement