Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akibat Kemarau Panjang, Hasil Produksi Tani Menurun

Akibat Kemarau Panjang, Hasil Produksi Tani Menurun Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Kupang -

Hasil produksi pertanian yang dialami para petani di wilayah Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur dalam musim tanam 2015/2016, mengalami penurunan yang cukup signifikan akibat kemarau panjang tahun ini.

"Jika sebelumnya hasil produksi padi mencapai 5,2 sampai 5,6 ton per hektar dari sekitar 125 hektare lahan sawah yang digarap, tahun ini hanya memproduksi 1,2 sampai 1,5 ton per hektare," ujar Oktory Gaspers di Kupang, Kamis (10/11/2016).

Ia mengatakan produksi padi yang dihasilkan tersebut, memang sangat memprihatinkan, namun masih ada juga petani yang tidak bisa tanam akibat sumber air baku yang mengalir ke lahan sawah mereka, ikut mengering.

"Kami bersyukur masih ada sumber air yang mengalir ke lahan kami, meski sangat terbatas. Beginilah risiko yang harus kami terima, karena kemarau tahun ini memang sangat mengerikan," ujarnya.

Dia mengatakan dari sekitar 125 hektare lahan yang digarap, hanya sekitar 78 hektare lahan yang berhasil digarap sesuai dengan suplai air ke areal persawahan yang ada.

"Lahan garapan sudah terciut akibat sumber air yang terbatas, sedang hasilnya pun tidak maksimal, hanya 1,2 ton per hektare. Betapa kecilnya hasil panen tahun ini," ujarnya.

Selain karena kekeringan, sistem irigasi primer maupun tersier yang menjadi urat nadi suplai air dari sumber air baku daerah itu juga tidak lagi bisa beroperasi maksimal. Usia irigasi yang sudah cukup renta karena dibangun sejak 1984 silam itu dalam kondisi rusak parah. Suplai air dari sumber air baku di mata Air Sagu tidak bisa sepenuhnya sampai ke lahan pertanian yang ada.

"Air merembes di badan jalan dan tidak penuh sampai ke lahan yang ditanam. Ini yang membuat kebutuhan air untuk padi di lahan menjadi berkurang," katanya.

Upaya meminta bantuan kepada pemerintah untuk memperbaiki irigasi yang memiliki panjang 1.080 meter itu belum juga membuahkan hasil.

"Melalui musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) di desa sudah kami sampaikan namun belum juga ada respon. Semoga saja pemerintah bisa memberikan respon," katanya.

Menjawab persiapan untuk musim tanam 2016/2017, Oktory mengatakan sedang dipersiapkan dan mulai melakukan pembibitan pada 1 Desember sampai 31 Desember dan diharap di waktu itu musim hujan sudah tiba, sehingga kendala air bisa teratasi, untuk kepentingan peningkatan produksi padi di saat panen nantinya. (Ant).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Leli Nurhidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: