Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai fungsi intermediasi lembaga jasa keuangan (LJK) masih menghadapi tantangan. Hal ini terlihat dari pertumbuhan kredit perbankan per September 2016 yang tercatat sebesar 6,47 persen (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan kredit pada Agustus 2016 di level 6,83 persen.
Ketua Dewan Komisioner Muliaman D Hadad mengakui pertumbuhan kredit ini memang lebih rendah bila dibanding tahun lalu. Oleh sebab itu, fungsi intermediasi perlu dipacu lagi terutama kredit Rupiah yang tumbuh 10,5 persen.
"Memang kita harus pandai mencari celah. Fungsi intermediasi harus difokuskan pada sektor-sektor yang memiliki kaitan yang panjang ke depan dan belakang. Saya catat sektor yang punya linkage yang panjang, ada properti, reale estate, perikanan pertanian, dan keuangan. Peluang di sektor itu masih terbuka," ujar Muliaman di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (10/11/2016).
Selain mencari celah baru penyaluran kredit di sektor-sektor diatas, Muliaman menuturkan, pihaknya juga telah berupaya melonggarkan beberapa aturan agar penyaluran kredit lebih banyak terserap.
"Kita sudah melonggarkan kebijakan BPR di tengah persaingan yang ketat, memperluas cakupan industri pembiayaan dan revitalisasi modal ventura," tuturnya.
Oleh sebab itu dalam dua bulan terakhir di tahun ini, Muliaman yakin kredit perbankan masih akan tumbuh lagi. Walaupun lebih rendah dibanding tahun lalu, tapi dua bulan terakhir ini secara month to month (mtm) kredit sudah mulai menggeliat. Hal ini didorong oleh siklus pertumbuhan kredit yang biasanya meningkat di akhir tahun dan beberapa kebijakan yang cukup efektif.
"Pada Agustus kredit 0,38 persen kemudian September jadi 1,98 persen. Angka ini kita perkirakan akan meningkat karena ada kebijakan yang efektif seperti LTV yang mendorong kredit KPR kelas menengah tumbuh 13,4 persen. Menjelang akhir tahun ini biasanya ada siklus kredit naik. Kita yakini siklus itu masih ditambah ruang yang terbuka terutama pada beberapa sektor seperti infrastruktur dan konstruksi peluang tumbuh kredit masih tinggi. Kami lihat di sisa dua bulan ini kredit akan naik, sehingga NPL semoga bisa lebih baik dari 3,1 persen," jelasnya.
Apalagi lanjut Muliaman, hal itu didukung dengan alat likuid dan permodalan lembaga keuangan yang masih mumpuni dalam menyalurkan kredit. Tercatat Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan per September 2016 mencapai 22,6 persen.
"Di sektor keuangan peluang untuk meningkatkan pembiayaan masih terbuka lebar. Kondisi ini juga didukung permodalan bank yaitu CAR 22,6 persen per September, ini memberi ruang bagi perbankan untuk antisipasi potensi riisko. CAR juga kami yakini menggambarkan kapasitas mengabsord risiko dari bank-bank cukup tinggi," tukasnya.
Dengan kondisi demikian, OJK masih yakin perkirakan pertumbuhan kredit di tahun ini akan berada di level 7-9 persen (yoy ) dan pada tahun depan sebesar 7-11 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement