Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menilai target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 dan 2017 bisa saja meleset apabila pemerintah tidak mengantisipasi risiko global dan domestik dengan kebijakan yang tepat.
Perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan skenario dasar pada 2016 dan 2017 adalah sebesar 5,1 persen dan 5,2 persen. Skenario dasar tersebut merupakan kondisi dimana risiko ekonomi global dan domestik belum diperhitungkan dalam proyeksi.
Namun demikian, mengingat cukup kuatnya risiko ekonomi ke depan yang berasal dari risiko global dan domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan terkoreksi dari skenario dasar.
Direktur Keuangan Negara dan Analisa Moneter Bappenas, Amalia Adininggar mengatakan "Risiko ekonomi global dan domestik yang tidak diantisipasi oleh kebijakan yang tepat, akan dapat memberikan dampak terhadap pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang sebesar 5 persen dan 5,1 persen pada tahun 2016 dan 2017," katanya di Jakarta, Jumat (11/11/2016).
Amalia menuturkan, kebijakan pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RR) untuk mengerem laju pertumbuhan ekonominya, akan memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Begitu juga, dengan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Amerika Serikat, seiring dengan terpilihnya Trump menjadi Presiden AS.
Dari sisi domestik, 'shortfall' atau tidak tercapainya target penerimaan perpajakan dan penghematan anggaran, berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di 2016, tetapi relatif terbatas efeknya di 2017.
"Meski begitu, kondisi fiskal yang ada menyebabkan terbatasnya ruang bagi pemerintah untuk memberikan stimulus ke perekonomian ke depan," ujarnya.
Sementara itu, aktivitas sektor swasta yang terus melambat diperkirakan akan berdampak negatif terhadap pencapaian pertumbuhan ekonomi di 2017. (Ant).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Leli Nurhidayah
Tag Terkait:
Advertisement