Kongres AS Desak Pelarangan BUMN China Akuisisi Perusahaan AS
Kredit Foto: Arif Hatta
Anggota parlemen Amerika Serikat (AS) harus mengambil tindakan untuk melarang perusahaan milik negara (BUMN) China mengakuisisi perusahaan-perusahaan AS, demikian kesimpulan sebuah panel Kongres yang membidangi pengawasan keamanan dan perdagangan AS-China.
Laporan tersebut merekomendasikan Kongres untuk melarang akuisisi perusahaan-perusahaan AS oleh entitas-entitas itu dengan mengubah CFIUS, yakni badan pemerintah AS yang menyelenggarakan pengkajian keamanan untuk akuisisi-akuisisi yang diajukan oleh perusahaan-perusahaan asing.
"Komisi merekemondasikan Kongres untuk mengubah undang-undang otorisasi Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) untuk melarang perusahaan-perusahaan milik negara China mengakuisisi atau mengendalikan secara efektif perusahaan-perusahaan AS," tulis laporan panel tersebut, seperti dikutip dari laman Reuters di Jakarta, Jumat (18/11/2016).
CFIUS, yang dipimpin Departemen Keuangan AS dengan wakil-wakil dari delapan lembaga, termasuk Departemen Pertahanan, Departemen Luar Negeri dan Departemen Keamanan Dalam Negeri, kini memiliki hak veto atas akuisisi dari perusahaan-perusahaan swasta dan milik negara dari asing jika akusisi tersebut terbukti mengancam keamanan nasional atau infrastruktur vital AS.
Jika diberlakukan, maka rekomendasi panel ini akan secara esensial menghasilkan larangan terhadap pembelian perusahaan AS oleh BUMN China.
"Laporan ini kembali mengungkapkan stereotipe dan prasangka-prasangka dari komisi tersebut," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang di Beijing.
"Kami mengimbau perusahaan-perusahaan China yang berinvestasi di luar negeri untuk mematuhi hukum dan aturan setempat, dan kami berharap negara-negara terkait bisa menciptakan lapangan bermain yang setara," katanya dalam konferensi pers harian.
Dalam laporan tahunnya kepada Kongres, Komisi Pengkajian Kembali Ekonomi dan Keamanan AS-China menyatakan Partai Komunis China telah menggunakan perusahaan-perusahaan milik negara sebagai alat ekonomi utamanya untuk memajukan dan menggapai tujuan keamanan nasional China.
Tahun 2016, pemerintah dan kalangan bisnis Amerika Serikat mencatat rekor US$ 64, 5 miliar transaksi bisnis yang melibatkan pembeli-pembeli dari daratan China. Menurut data Thomson Reuters, angka itu melebihi negara-negara lain yang menjadi target pembeli dari China.
Secara keseluruhan, data tidak menunjukkan CFIUS telah menjadi hambatan yang signifikan untuk investasi China di Amerika Serikat. Pada tahun 2014, China menduduki puncak daftar negara-negara asing di ulasan CFIUS dengan 24 penawaran Ulasan dari lebih dari 100 yang diteliti oleh CFIUS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement