Rapat Pleno DPP Partai Golkar memutuskan untuk mengembalikan jabatan Ketua DPR kepada Setya Novanto. Itu artinya posisi Ketua DPR saat ini Ade Komarudin (Akom) terancam dilengserkan. Diketahui Akom merupakan rival Novanto dalam perebutan posisi Ketua Umum pada Munaslub lalu. Saat ini Novanto telah merangkap jabatan sebagai Ketua Umum Golkar sekaligus Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR RI.
Sebelumnya Novanto memutuskan mengundurkan diri sebagai Ketua DPR usai dirundung kasus Papa Minta Saham, meskipun putusan itu telah gugur lewat gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) akan tetapi partai pendukung pemerintah lainnya merasa pergantian Ketua DPR dari Akom ke Novanto itu akan mengancam stabilitas DPR yang dianggapnya selama ini dibawah kepemimpinan Akom telah berjalan baik.
"Kalau menurut saya, apa yang sedang memimpin sekarang ini sudah baik, misalnya sekarang kepemimpinan Pak Ade. Jadi kita tidak perlu lagi kita meributkan, merecoki persoalan-persoalan tersebut," kata anggota DPR dari Fraksi Nasdem Taufiqulhadi di Ged mengakui bahwa pergantian Ketua DPR merupakan kewenangan fraksi. Namun, jabatan ketua DPR menyangkut hajat semua anggota dewan.
"Karena itu walaupun itu bagian dari tubuh Fraksi Golkar namun itu tetap menjadi perhatian semua fraksi yang lain. Dampaknya juga terhadap sebuah lembaga yaitu DPR," ujarnya.
Menurut dia kepemimpinan Ade Komarudin telah diterima dengan baik oleh masyarakat.? Dia yakin masyarakat juga akan menolak. Karena masyarakat masih ingat Novanto pernah tersandung kasus papa minta saham.
"Jadi kalau misalnya pimpinannya keluar masuk nanti dampaknya tidak baik juga di mata masyarakat. Ya seperti ini saja sudah cukup," tandasnya.
"Masyarakat masih mengingat hal tersebut. Karena itu, kita enggak perlulah membangkitkan kembali sesuatu yang masyarakat sudah bisa terima," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement