Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trump Ancam Hentikan Kesepakatan AS-Kuba

Trump Ancam Hentikan Kesepakatan AS-Kuba Kredit Foto: Reuters/Yuri Gripas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presdein terpilih Amerika Serikat Donald John Trump mengancam akan menghentikan kesepakatan antara Amerika Serikat dan Kuba ketika Ia resmi menjabat presiden pada Januari mendatang. Hal itu akan terjadi bila pemerintah Kuba tidak menawarkan kesepakatan yang lebih baik.

Presiden Barack Obama telah bekerja untuk memperbaiki hubungan dengan pemerintah komunis di Havana, yang berpuncak pada kunjungan bersejarah Maret 2016. Kunjungan tersebut merupakan yang pertama oleh presiden AS dalam 90 tahun terakhir.

Menyusul kematian Fidel Castro, melalui akun twitternya, Trump mengancam akan menghentikan kesepakatan tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Gedung Putih mengatakan, Presiden Obama tidak khawatir dengan ancaman Trump. Sekretaris Pers Gedung Putih Josh Earnest mengatakan kepada wartawan bahwa menghentikan kebijakan tersebut tak semudah mebalikkan pena dan tentunya akan menjadi pukulan ekonomi yang signifikan untuk Kuba.

Presiden terpilih Trump menulis pesan di Twitter yang mengancam akan menghentikan kesepakatan, ketika ribuan warga Kuba tengah antri berbaris untuk menyampaikan penghormatan terakhir kepada salah seorang pemimpin revolusi Kuba, Fidel Castro, yang meninggal dunia, Jumat (25/11). Mereka berkumpul di Havana Revolution Square sebagai bagian dari acara peringatan perpisahan yang akan berlangsung hingga Selasa malam, ketika para pemimpin asing dijadwalkan tiba di Kuba untuk memberikan penghormatan.

"Jika Kuba tidak bersedia untuk membuat kesepakatan yang lebih baik bagi rakyat Kuba, warga Kuba yang tingal di Amerika Serikat, dan Amerika Serikat secara keseluruhan, saya akan menghentikan kesepakatan," tulis Trump dalam akun Twitternya, seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Selasa (29/11/2016).

Pada masa-masa akhir kampanye, kandidat Partai Republik tersebut berjanji akan mengkaji kebijakan pemerintahan Obama atas Kuba.

Dan beberapa jam setelah Fidel Castro meninggal, Trump menyebutnya sebagai seorang diktator yang brutal walau pernyataan tersebut tidak menyinggung janji tentang Kuba pada masa kampanye.

Pemulihan hubungan diplomatik kedua negara, hingga dibukanya kembali kedutaan besar masing-masing, diupayakan oleh Presiden Barack Obama. Dalam kunjungan bersejarahnya ke Kuba, Presiden Obama mengatakan perubahan akan terjadi di Kuba dan Presiden Raul Castro memahaminya.

Hubungan AS dan Kuba terputus sejak tahun 1961, pada masa Perang Dingin antara negara-negara komunis dan kapitalis.

?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Rahmat Patutie

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: