Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membantu pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) Gunung Kidul mengembangkan kakao menjadi produk-produk yang memiliki standar ekspor dan manajemen ISO sehingga mampu bersaing di pasar internasional melalui Griya Coklat Nglangeran.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Bank Indonesia Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul yang telah mempercayakan LIPI sebagai mitra kerja sama dalam penyelesaian permasalahan pada UMKM kakao di Gunung Kidul," kata Plt Wakil Kepala LIPI Bambang Subiyanto di Jakarta, Minggu (4/12/2016).
Dengan dibukanya Griya Cokelat, Bambang berharap produk olahan cokelat Gunung Kidul bisa lebih baik lagi, bahkan memiliki standar ekspor dan manajemen ISO sehingga mampu bersaing di pasar internasional. Selain cokelat, pihaknya juga menawarkan kerja sama bidang lainnya, terkait transfer teknologi untuk berbagai masalah di Yogyakarta.
Dengan kerja sama antara Bank Indonesia (BI) Yogyakarta, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia melalui Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam (BPTBA), dan Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul untuk membantu UMKM kakao melalui Griya Cokelat ini, ia berharap mampu mendorong dan mendongkrak perekonomian masyarakat Gunung Kidul.
Griya Cokelat tersebut, lanjutnya, menampung produk hasil pengolahan tanaman kakao di Nglanggeran yang dilakukan oleh warga setempat.
Ke depan, "showroom" itu bisa menjadi sentra bisnis yang menampilkan pembuatan olahan cokelat dan etalase pemasaran produk-produk berbasis cokelat, seperti minuman coklat, bubuk coklat dan coklat padat.
Bambang mengatakan Griya Cokelat itu terbagi menjadi beberapa area etalase, antara lain etalase bahan baku dan produk turunan kakao, etalase produk-produk olahan cokelat, area produksi bubuk cokelat, dan ruang pengemasan produk.
Khusus produk, rumah produksi cokelat tersebut saat ini menyediakan sejumlah varian, di antaranya Cocomix Original, Cocomix Kopi, Cocomix Susu Kambing Etawa, Cocomix Ice, Cookies Kombinasi Tepung Mocaf dan Cokelat, pisang salut, bubuk cokelat dan cokelat batang.
Sebelumnya Gubernur DIY Sultan Hamengkubuwono X mengapresiasi kinerja LIPI di Yogyakarta dan mengharapkan lembaga penelitian itu terus memberikan bimbingan teknologi kepada masyarakat.
Tidak hanya untuk olahan cokelat, tetapi juga menyasar lainnya seperti olahan ubi kayu, olahan jagung dan juga kepada sektor peternakan kambing Etawa meningkatkan produksi susu.
Sementara itu, Kepala BI Yogyakarta Arief Budi Santoso berharap pelaku UMKM dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Yogyakarta mendapatkan pembinaan dari LIPI melalui BPTBA.
Khusus untuk cokelat, pihaknya menyampaikan terima kasih kepada LIPI karena turut serta memberikan bantuan sarana produksi olahan berbasis cokelat seperti mixer, mesin penggiling, oven dan lainnya.
Bantuan alat tersebut sangat efektif meningkatkan kapasitas usaha UMKM untuk menghasilkan produk yang berstandar dan bernilai jual tinggi.
"Gerai Cokelat yang baru saja diresmikan ini diharapkan menjadi penggerak perekonomian rakyat untuk mendukung kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran," ujar Arief.
Peresmian Griya Cokelat baru-baru ini dilakukan oleh Gubernur DIY juga disaksikan oleh Kepala BI Yogyakarta, Plt Wakil Kepala LIPI, Bupati Gunungkidul dan sejumlah Anggota DPRD DIY.
Acara peresmian sendiri ditandai dengan penandatangan tiga prasasti Bantuan Program Sosial BI untuk Griya Cokelat di Nglanggeran, Rumah Mocaf di Tanjungsari dan Rongkop Gunung Kidul. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Advertisement