Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

RCEP Diharap Bawa Dampak Baik untuk Perekonomian Global

RCEP Diharap Bawa Dampak Baik untuk Perekonomian Global Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Tangerang -

Penyelesaian kerangka kerja sama Kemitraan Ekonomi Regional Komprehensif (RCEP) yang ditargetkan rampung pada 2017 diharapkan membawa dampak positif terhadap perekonomian global di tengah kondisi yang tidak menentu.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam sambutannya pada 16th RCEP Meeting of The Trade Negotiating Committee (TNC) and Related Meeting, mengatakan bahwa saat ini ada kekhawatiran atau bahkan skeptimisme terhadap globalisasi khususnya pada bidang perdagangan.

"Ada keyakinan kuat bahwa ketika globalisasi tidak menghasilkan kekayaan dan kemakmuran, manfaatnya tidak dibagi atau didistribusikan kepada rakyat secara adil," kata Enggartiasto di Tangerang, Banten, Selasa (6/12/2016).

Enggartiasto menambahkan, dalam penyelesaian perundingan RCEP harus bisa memastikan bahwa negosiasi tersebut mampu memberikan dampak positif terhadap perekonomian baik secara regional maupun global.

Sebagai catatan, ketidakpastian global muncul akibat dari adanya penangguhan beberapa inisiatif perdagangan mega regional antara lain Trans Pacific Partnership (TPP) dan Trans-Atlantic Trade and Investment Partnership. Penangguhan tersebut menjadi bayang-bayang atas upaya yang sedang berjalan untuk memajukan sistem perdagangan multilateral.

"Negara dan pelaku usaha di seluruh dunia bertanya-tanya tentang seperti apa postur perdagangan Amerika Serikat dalam beberapa tahun ke depan," katanya.

Dalam wadah RCEP, populasi dunia akan mencakup kurang lebih sebanyak 45 persen dengan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 22,4 triliun dolar AS.

Kemitraan tersebut mencakup 30 persen dari total perdagangan dunia dan pertumbuhan negara besar seperti Tiongkok, India dan Indonesia diperkirakan mencapai nilai 100 triliun dolar AS pada 2050.

Kemitraan yang dimotori oleh ASEAN tersebut, merupakan kerangka kerja sama antara sepuluh negara anggota ASEAN dengan enam partner lain seperti Australia, Republik Rakyat Tiongkok, India, Jepang, Selandia Baru dan Korea Selatan.

Bagi Indonesia, sebanyak 15 negara anggota RCEP mewakili 56,2 persen ekspor Indonesia ke dunia dan 70 persen impor Indonesia dari dunia. RCEP juga merupakan 48,21 persen sumber investasi asing bagi Indonesia.

Pemerintah Indonesia mendorong Komite Negosiasi Perdagangan untuk mampu menyelesaikan masalah yang tersisa dengan menemukan solusi kreatif dan inovatif. Diharapkan, proses perundingan tersebut bisa mencapai kesepakatan dan selesai pada 2017.

"Kita tidak bisa melanjutkan negosiasi pada saat prospek perdagangan global terus menjadi suram, ditambah dengan meningkatnya proteksionisme di negara maju dan berkembang," kata Enggartiasto. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: