Harga cabai rawit di Pasar Sukadana, Kabupaten Kayong Utara (KKU), Kalimantan Barat melambung tinggi dan kini harga per kilogram mencapai Rp120 ribu.
"Hujan yang terjadi di beberapa bulan terakhir menyebabkan banyak pohon cabai petani lokal mati. Dengan demikian produktivitas cabai menurun dan mendorong harga terdongkrak naik," ujar satu di antara pedagang pasar Sukadana, Nia saat dihubungi di KKU, Sabtu.
Nia menambahkan kenaikan harga cabai rawit juga didorong suplai cabai dari Pontianak dan bahkan dari Pulau Jawa saat ini terhambat. "Suplai cabai rawit di pasar Sukadana bukan hanya dari petani lokal namun dari Pontianak dan Jawa. Dari luar KKU saat ini terhambat. Dengan demikian mendorong harga tinggi," terangnya.
Ia menambahkan dengan harga cabai yang mengalami kenaikan cukup signifikan berdampak langsung pada daya beli masyarakat yang menurun terhadap komoditas tersebut.
"Banyak cabai saya yang sudah mulai membusuk akibat pembeli enggan membeli karena dinilai harganya terlampau tinggi," terangnya.
Nia pun berharap agar ke depannya ada solusi dari pemerintah agar pedagang tidak selalu merugi ketika mengalami pasokan sembako terhambat.
"Saya harap pemerintah lebih pedulilah kepada kami ke depannya agar ketersediaan sembako yang didapat dari Pontianak dan Pulau Jawa bisa lancar," katanya.
Kenaikan ini pun diikuti dengan kenaikan bahan sembako lainnya seperti kol yang biasa dijual Rp18 ribu per kilogram menjadi Rp30 ribu per kilogram. Selanjutnya untuk harga telur yang biasanya Rp1.500 saat ini di pasaran mencapai Rp2.000 ribu per butir, wortel yang biasa dijual Rp18 tibu per kilogram kini menjadi Rp25 ribu per kilogram. Sementara untuk harga beras saat ini masih normal.(Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait:
Advertisement