Persatuan Pedagang Pasar dan Warung Tradisional (Pesat) Jawa Barat?menolak impor cabai meski harga di sejumlah pasar tradisional tinggi, yaitu sekitar Rp100-120 ribu per kilogram.
Ketua Pesat Jabar Usep Iskandar mengatakan kenaikan harga cabai memperlihatkan ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan harga. Ia mengatakan pemerintah mestinya segera mengambil langkah strategis untuk mengantisipasi hal tersebut.
"Sejak dahulu hingga saat ini, kami Pesat Jabar menolak kebijakan sedikit-sedikit impor," katanya kepada wartawan di Bandung, Rabu (11/1/2017).
Seharusnya, dikatakan Usep, pemerintah bisa melakukan antisipasi mencegah kenaikan harga pangan. Ia menyarankan caranya bisa dengan meningkatkan kemandirian masyarakat atau membuat program bagi masyarakat. Ia?optimis masyarakat akan mendukung langkah pemerintah jika dilakukan?langkah konkret.
"Asal diberikan program yang jelas, terarah, dan bisa dilaksanakan, masyarakat pasti mende?ngar dan taat," tegasnya.
Namun kini, kata Usep, kenyataannya program pemerintah pada umumnya hanya sebatas retorika dan tidak selaras?dengan kebutuhan masyarakat.
"Maka tidak heran jika banyak program pemerintah yang mandek," ujarnya.
Usep menambahkan kenaikan harga cabai di pasaran dinilai tidak wajar sebab meskipun cuaca dalam kondisi ekstrem, pasokan cabai sebetulnya tidak dalam kondisi kritis. Kondisi tersebut sangat merugikan masyarakat.
"Harga cabai rawit merah Rp120 ribu per kg dan harga cabai rawit hijau Rp100 ribu per kg. Ini sangat merugikan masyarakat,"?tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Holtikultura Jawa Barat, Hendy Jatnika memprediksi bahwa pada bulan Februari 2017 harga cabai di Jabar akan turun sebab kenaikan terjadi akibat pengaruh perkembangan harga di daerah.
"Kita tidak bicara harga lokal, tapi harga nasional karena acuan harga banyak dari pasar induk yang pasokannya dari mana-mana makanya kita kena juga. Ini lonjakan harga tidak akan lama. Di akhir Februari turun," katanya di Bandung, Rabu (11/1/2017).
Hendy menjelaskan ketersediaan cabai rawit di Jabar cukup. Ia memastikan lahan tanam untuk produksi hingga Maret mendatang masih mencukupi kebutuhan dengan potensi 1.800 hektare. Bahkan, Jabar masih bisa memasok ke daerah lain seperti Jakarta.
"Kalau dari segi pasokan kita tidak terlalu bermasalah. Malah pasokan kita ke Jakarta dan daerah lain juga," ujarnya.
Pihaknya memprediksi panen cabai pada Januari mencapai 12.515 ton, Februari 803 ton, dan Maret 12.393 ton.
"Melihat pola konsumsi cabai masyarakat Jawa Barat perkapita pertahun, 101,26 kilogram. Dikali jumlah penduduk Jawa Barat yang mencapai 46 juta maka jumlah itu akan masih menutupi kebutuhan masyarakat," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement