Kredit Foto: Youtube
Dua warga China asal Uighur ditangkap pada Jumat karena dicurigai mempunyai hubungan dengan penembakan massal di sebuah klub malam Istanbul pada perayaan malam tahun baru lalu. Dua tersangka, Omar Asim dan Abuliezi Abuduhamiti, yang berwarganegara China, tetap berada dalam tahanan dengan tuduhan menjadi anggota organisasi teroris bersenjata, dan membantu dalam pembunuhan 39 orang.
Pemerintah Turki pekan lalu mengatakan pelaku yang membunuh 39 orang dalam serangan terhadap sebuah klub malam Istanbul diperkirakan berasal dari etnis Uighur. ISIS yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu mengatakan itu adalah pembalasan atas keterlibatan militer Turki di Suriah. Kantor berita Anadolu juga mengatakan sejauh ini 35 orang telah ditahan dalam kaitannya dengan serangan itu.
Uighur adalah wilayah yang sebagian besar warganya adalah Muslim, kelompok minoritas yang berbahasa Turki di China bagian barat dengan masyarakat diaspora yang secara signifikan tersebar di Asia Tengah dan Turki. Tersangka tersebut, yang tidak diumumkan namanya oleh pihak berwenang memasuki klub malam eksklusif Reina kemudian melepaskan tembakan dengan menggunakan senapan otomatis, melemparkan granat kejut untuk memberi waktu mengisi ulang senapan dan menembak korban yang terluka.
Di antara mereka yang tewas dalam serangan itu adalah warga Turki dan pengunjung dari beberapa negara Arab, India dan Kanada. Insiden itu mengingatkan orang pada serangan oleh penyerang-penyerang di tempat pertunjukan musik Bataclan Paris pada November 2015, yang bersama dengan serangan-serangan terhadap bar-bar dan rumah-rumah makan, membunuh 130 orang.
Dewan Keamanan (DK) PBB mengutuk serangan tersebut.?
"Anggota Dewan Keamanan mengutuk dengan sekeras-kerasnya serangan kejam dan barbar tersebut di satu klub malam di Istanbul, pada 1 Januari," kata pernyataan pers Dewan Keamanan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement