Dekan Fakultas Pertanian Universitas Dwijendera Denpasar Gede Sedana menilai pemerintah perlu melakukan pemetaaan wilayah melalui sistem perencanaan produksi, kondisi agroklimat, kecocokan tanah, waktu penanaman, jenis cabai, waktu panen dan besarnya permintaan pada setiap bulan dalam satu tahun.
Pemetaan itu bermanfaat untuk penataan dan distribusi penanaman cabai di seluruh wilayah di Indonesia sehingga dapat tersedia sepanjang tahun.
Peramalan produksi akan dapat dilakukan melalui pemetaan wilayah dan disertai dengan pemetaan konsumsi cabai setiap bulan dalam satu tahun dengan mempertimbangkan hari raya yang membutuhkan volume konsumsi cabai lebih daripada normal.
Dengan demikian akan dapat disediakan suatu stok data yang akurat dan rinci tentang produksi, lokasi sentra produksi, permintaan sepanjang tahun. Distribusi penanaman cabai di berbagai wilayah perlu juga didukung dengan menciptakan sistem tata niaga cabai yang saling menguntungkan di antara para pelaku pasar termasuk petani.
Kebijakan pemerinah diperlukan untuk memfasilitasi adanya kemitraan usaha antara para petani (melalui kelompoknya) dengan para pedagang dengan prinsip saling berbagi peran, berbagi keuntungan dan berkelanjutan.
"Sementara itu, konsumen perlu diberikan informasi mengenai produk pertanian yang dapat mensubstitusi cabai sebagai bagian dari menu pangannya sehingga ketergantungan terhadap cabai tidak semakin tinggi," ujar Gede Sedana. (Ant/IK Sutika)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement