Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) optimis bisnis asuransi jiwa pada tahun ini akan terus tumbuh seperti tahun-tahun sebelumnya. Dari sisi pendapatan premi, AAJI memasang target pertumbuhan pendapatan premi asuransi jiwa tumbuh sebesar 30-50 persen.
"30-50 persen industri asuransi tumbuh di angka itu. Cuma tahun 2008 yang agak keluar dari pakem itu sehingga kita yakin di 30 persen juga tahun ini," ujar Ketua AAJI Hendrisman Rahim saat paparan Kinerja Asuransi Jiwa Kuartal IV 2016 di Jakarta, Kamis (16/2/2017).
Menurut Hendrisman, ada tiga faktor utama yang akan menopang pertumbuhan premi di tahun ini. Pertama, perusahaan asuransi jiwa akan memperluas penetrasi ke daerah-daerah. "Jadi sekarang perusahaan asuransi jiwa ini membuka kantor cabang di daerah dan daerah ini potensi baru bagi mereka," ucapnya.
Lalu yang kedua, lanjut Hendrisman, pertumbuhan masyarakat kelas menengah atas yang pesat akan menjadi potensi besar bagi industri asuransi untuk mengoleksi premi-premi baru.
"Ketiga, industri asuransi secara bersama-sama masuk ke mikro insurance. Yang ada di daerah banyak itu, nah inilah yang mendorong kenaikan premi walaupun kecil-kecil tapi banyak," tandas Hendrisman.
Pada 2016 AAJI mencatat pertumbuhan premi bisnis baru meningkat 48,3% menjadi Rp104,46 triliun dan premi lanjutan meningkat 7,5% menjadi Rp62,58 triliun dari sebelumnya Rp58,24 triliun. Pertumbuhan premi bisnis baru dan premi lanjutan membuat total pendapatan premi di 2016 meningkat 29,8% menjadi Rp167,04 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp128,66 triliun.
Dengan kondisi itu, pendapatan premi menyumbang 80% total pendapatan industri asuransi jiwa yang pada tahun ini berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp208,92 triliun, naik 57,4% bila dibandingkan tahun 2015.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement