Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Minyak Dunia Naik Tipis ke Level US$ 56 Per Barel

Harga Minyak Dunia Naik Tipis ke Level US$ 56 Per Barel Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga minyak mentah dunia pada Senin (27/2/2017), di perdagangan awal pekan ini menunjukkan peningkatan ketika kelebihan pasokan minyak global mulai terkendali.
?
Namun, tren penguatan minyak dunia masih terbatas seiring dengan peningkatan produksi minyak Amerika Serikat. Harga minyak Brent tercatat tumbuh sebesar 0,04 persen pada level US$ 56,01 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka AS atau West Texas Intermediate (WTI) berada di level US$ 53,99 per barel.

Sebelumnya pada akhir pekan, harga minyak jatuh setelah data administrasi informasi energi AS (IEA) menunjukkan persedian minyak mentah AS mentah bertambah selama sepekan secara beruntun. Meski demikian, pasar menunjukkan penambahan yang ketat dalam kisaran US$ 4 hingga US$ 5 sejak November, saat OPEC dan produsen lain sepakat memangkas produksi.

"Data IEA menunjukkan ada kenaikan 564.000 barel untuk 518,7 juta minggu lalu. Namun itu adalah peningkatan terendah selama beberapa bulan terakhir. Jika tren impor lebih rendah dan keuntungan yang lebih kecil terkait persediaan minyak lanjutan selama beberapa pekan mendatang. Hal ini menunjukkan langkah OPEC mengurangi produksi bulan berdampak," kata ANZ, seperti dikutip dari laman Reuters di Jakarta, Selasa (28/2/2017).

Kesepakatan OPEC telah mengejutkan pasar, apalagi produsen minyak dunia terbesar dunia seperti Uni Emirat Arab dan Irak bergerak lamban. Namun terkait pemangkasan produksi, mereka berjanji untuk mengejar ketertinggalan target mereka.
?
IEA menerangkan 90 persen anggota OPEC secara patuh menjalankan kebijakan pengurangan tersebut sejak Januari dengan produksi rata-rata 88 persen.

Arab Saudi telah menawarkan untuk mengurangi produksi minyak mereka, jika Iran melakukan hal yang sama tahun ini. Empat sumber yang akrab dengan diskusi mengatakan kepada Reuters, sepertinya Riyadh mencoba untuk menyerang OPEC untuk membatasi pasokan dan meningkatkan harga kesepakatan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: