Kredit Foto: Ferry Hidayat
Ketua Komisi III DPR, Bambang Soesatyo mengatakan pemerintah Arab Saudi membutuhkan Indonesia dalam rangka memerangi terorisme. Hal itu dikatakan Bambang menanggapi pidato Raja Salman saat memberikan pidato di Gedung DPR pada Jumat pekan lalu yang menekankan bahwa Arab Saudi lebih mengembangkan praktik Islam yang lebih moderat.
Politikus Partai Golkar ini menilai kerjasama Indonesia-Arab Saudi dalam menyikat simpul-simpul radikalisme sudah berlangsung lama. Penguatan unit-unit anti-teror seperti Densus 88 Mabes Polri sudah menjadi bagian dari kesepakatan dua negara.
?Kebutuhan itu tercermin pada pilihan kerja sama Polri dengan Kepolisian Kerajaan Arab Saudi yang sepakat memerangi terorisme dan radikalisme. Dengan kesepakatan ini, Arab Saudi secara tidak langsung mengingatkan Indonesia tentang betapa seriusnya ancaman terorisme masa kini,? kata Bambang, di Jakarta, Senin (6/3/2017).
Bamsoet, sapaan akrabnya, menyatakan kerja sama Arab-Indonesia diyakini sebagai pilihan dan kehendak Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud. Sehingga kesepakatannya langsung ditandatangani oleh Kapolri Jenderal, Tito Karnavian dan Kepala Kepolisian Kerajaan Arab Saudi, Usman al Mughrij di Istana Bogor, Rabu (1/3/2017).
?Sebelum kesepakatan itu ditandatangani, Raja Salman juga telah mengutus Usman al Mughrij, menemui Jenderal Tito di Jakarta pada Selasa, 28 Februari 2017. Keduanya membahas strategi menangkal potensi ancaman terorisme,? pungkasnya.
Dari pertemuan itu, lanjutnya, Indonesia dan Arab Saudi sepakat memerangi kejahatan lintas negara. Menurut Bamsoet setidaknya ada belasan poin kesepakatan. ?Tetapi prioritasnya adalah merespons terorisme masa kini. Seperti dikemukakan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama Mohammad Abdullah Alshuaibi, yang terpenting adalah kesepakatan memerangi ISIS. Karena itu, Polri dan Kepolisian Kerajaan Arab Saudi merumuskan strategi memerangi terorisme dan pendanaannya,? pungkas politisi yang juga pengusaha tersebut.
Dia meyakinkan pilihan Arab Saudi untuk menjadikan Polri sebagai mitra mencerminkan kepercayaan dan pengakuan akan kompetensi dan kualifikasi Polri memerangi terorisme. ?Ketika berpidato di DPR pun Raja Salman menekankan pentingnya kerjasama menghadapi terorisme,? terangnya.
Menurutnya, kesepakatan itu sangat penting dan strategis bagi kedua negara. Sebab, Indonesia terus dibayangi ancaman terorisme. Sedangkan Arab Saudi juga pernah menjadi target serangan teroris, sebagaimana tercermin dari peristiwa tiga serangan bom bunuh diri pada bulan Juli 2016. Salah satunya terjadi di dekat Masjid Nabawi, Madinah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Dewi Ispurwanti
Advertisement