Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laporan Hurun: 150 Anggota Parlemen China Berstatus Miliarder

Laporan Hurun: 150 Anggota Parlemen China Berstatus Miliarder Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rapat tahunan parlemen China yang mulai digelar pada Jumat (3/3/2017) lalu, dihadiri oleh 3.000 orang anggota delegasi yang memiliki agenda untuk menyetujui proposal dari Partai Komunis dan Partai Penguasa, menurut Laporan Hurun.

Mengutip CNBC di Jakarta, Selasa (7/3/2017), Hurun, lembaga yang membuat daftar orang-orang kaya di China alias China Rich List, melaporkan 150 anggota parlemen di China merupakan miliarder. Mereka pun menjuluki parlemen China sebagai klub elit orang-orang kaya. Beberapa pengusaha bidang properti dan energi di China, kini banyak duduk di parlemen. Termasuk pengusaha bidang teknologi, seperti Ma Huateng pemilik dari Tencent, Robin Li pemilik Baidu, dan Lei Jun pemilik Xiaomi.

Adapun laporan tersebut menyatakan, Ma Huateng merupakan anggota parlemen China terkaya, dengan kekayaan bersih sebesar US$ 24 miliar, menyusul Robin Li di posisi kedua dengan kekayaan sebesar US$ 14 miliar. Selain beranggotakan 150 miliarder, ada 209 delegasi parlemen yang berstatus pengusaha. Bila kekayaan ke-209 delegasi itu digabung, maka mencapai US$ 500 miliar. Kekayaan mereka mengalahkan Produk Domestik Bruto tahunan dari Swedia dan Nigeria atau setara PDB tahunan Belgia.

Hadirnya para miliarder dalam parlemen China itu, mengingatkan pada pendapat tokoh reformasi China, Deng Xiaoping bahwa menjadi kaya adalah mulia. Pesatnya pertumbuhan ekonomi China membuat mereka sekarang menjadi kekuatan ekonomi kedua di dunia. Menurut data PricewaterhouseCoopers, jumlah miliarder di China pun sudah mengalahkan jumlah miliarder di Amerika Serikat. Bahkan pada 2015, China menciptakan satu miliarder baru hampir setiap minggu.

Banyaknya jumlah orang super kaya di Negeri Tirai Bambu tersebut berdampak ke bidang politik. Para konglomerat itu menyerbu masuk ke parlemen. Sebagai informasi, China memiliki sistem parlemen unikameral, yakni Kongres Nasional Rakyat (NPC) sebagai badan legislatif dan Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China (PCC) yang merupakan dewan penasihat politik untuk Partai Komunis China.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Dewi Ispurwanti

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: